Kunjungan Dubes Uni Eropa Bentuk Pengakuan terhadap Indonesia
Oleh
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kunjungan Duta Besar Uni Eropa kepada kedua tim sukses calon presiden-calon wakil presiden peserta Pemilihan Presiden 2019 bukan merupakan bentuk deklarasi dukungan. Pertemuan tersebut digunakan sebagai dasar perancangan kebijakan untuk Indonesia sekaligus menandakan status Indonesia sebagai mitra penting Uni Eropa.
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Guérend menegaskan hal ini setelah pertemuan para duta besar negara anggota Uni Eropa dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Jakarta, Kamis (24/1/2019). Acara tersebut dihadiri sejumlah duta besar dan perwakilan tetap negara anggota Uni Eropa di antaranya Belgia, Belanda, Perancis, Italia, dan Spanyol.
Sebelumnya, pada Jumat (18/1/2019), sebanyak 21 duta besar negara Uni Eropa juga bertemu Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Pertemuan tersebut diisi dengan pemaparan arah kebijakan ekonomi dan luar negeri Prabowo-Sandiaga (Kompas, 21/1/2019).
Kami sering bertemu pihak-pihak pemangku kepentingan di Indonesia untuk membahas sejumlah hal yang kami anggap penting.
Guérend mengatakan, posisi Uni Eropa dan seluruh negara anggota terhadap kedua pasangan calon presiden adalah netral. Kunjungan pada dua tim sukses dimaksudkan agar negara anggota Uni Eropa dapat mengerti program-program kedua paslon apabila kelak terpilih.
Selain itu, pertemuan itu juga membahas sejumlah topik penting, seperti memperkuat hubungan kerja sama antara Indonesia dan Uni Eropa di berbagai bidang. Guérend berharap kerja sama di antara kedua pihak akan semakin kuat pada masa mendatang.
”Pertemuan ini merupakan kerja diplomatik biasa bagi kami para duta besar. Kami sering bertemu pihak-pihak pemangku kepentingan di Indonesia untuk membahas sejumlah hal yang kami anggap penting,” ujar Guérend.
Hal tersebut dikonfirmasi Ketua TKN Erick Thohir yang mengatakan pertemuan hari ini bukan bertujuan untuk meminta dukungan negara-negara Eropa. Erick mengatakan, pertemuan tersebut mayoritas membahas program ekonomi yang telah dan akan dijalankan Jokowi-Ma’ruf apabila kelak terpilih.
Erick melanjutkan, pertemuan ini mengklarifikasi kabar bahwa negara Eropa berpihak kepada salah satu paslon. Netralitas UE dalam Pemilu 2019 menandakan mereka menghormati proses demokrasi yang tengah berjalan di Indonesia.
Direktur Komunikasi Politik TKN Usman Kansong menambahkan, selain ekonomi, pertemuan TKN-UE turut membahas sejumlah hal, di antaranya mitigasi bencana di Indonesia, politik identitas, dan peran perempuan. ”Kami tidak membahas soal teknis pemilu di Indonesia," ujarnya.
Pekan lalu, delegasi duta besar negara-negara anggota Uni Eropa juga berkunjung ke Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Mereka diterima Ketua BPN Prabowo-Sandiaga Djoko Santoso.
Pada pertemuan tersebut, kedua pihak membahas sejumlah isu penting, salah satunya ekonomi. Mereka membicarakan rencana kebijakan ekonomi Prabowo-Sandi, khususnya terkait isu reformasi pajak hingga keterbukaan bagi dunia bisnis dan investasi.
”Dalam pertemuan ini kami menekankan bahwa Prabowo-Sandi akan mengedepankan kerja sama antarnegara yang berimbang dan adil, khususnya di sektor industri jasa,” kata Direktur Hubungan Luar Negeri BPN Prabowo-Sandi, Irawan Ronodipuro.
Selain itu, BPN Prabowo-Sandi dan para duta besar Uni Eropa juga membahas isu kesejahteraan sosial, seperti upaya meningkatkan daya beli masyarakat. Kedua pihak tidak lupa membicarakan topik pembukaan lapangan kerja di Indonesia.
Pengajar Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM), Muhadi Sugiono, berpendapat, kunjungan dubes negara anggota Uni Eropa ke tim sukses kedua paslon menunjukkan signifikansi Indonesia di mata negara-negara anggota UE.
Ekspektasi tinggi
Indonesia dianggap sebagai salah satu mitra penting UE dalam berbagai bidang, seperti perdagangan, ekonomi, dan kebudayaan. Pertemuan ini pun dinilai penting oleh Uni Eropa guna memperoleh kejelasan program yang akan dijalankan apabila salah satu dari pasangan calon presiden memenangi Pemilu 2019.
”Program yang dipaparkan kedua tim sukses akan menjadi gambaran umum Uni Eropa untuk merancang berbagai strategi dan kebijakan yang disesuaikan dengan masing-masing paslon,” ujar Muhadi.
Muhadi melanjutkan, Uni Eropa memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap Indonesia sebagai mitra penting. Melalui Pemilu 2019, Uni Eropa dapat mempelajari penanganan hoaks, ujaran kebencian, dan radikalisme di Indonesia sebagai acuan menangani masalah intoleransi dan ekstremisme di Eropa.
Kunjungan tersebut juga memiliki nilai penting bagi TKN Jokowi-Ma’ruf Amin dan BPN Prabowo-Sandiaga. Hal ini menandakan bahwa keduanya sama-sama diperhitungkan Uni Eropa untuk memenangi tampuk kepemimpinan negara pada April mendatang.
”Ketika sebuah negara mengalami peralihan kekuasaan, semua negara sahabat pasti akan memperhatikan dengan saksama,” katanya. (LORENZO ANUGRAH MAHARDHIKA)