Australia Investigasi Warganya yang Hilang di China
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·2 menit baca
SYDNEY, KAMIS — Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) menyatakan, Canberra sedang melakukan investigasi keberadaan pria China-Australia, Yang Hengjun, yang diduga hilang di China. Laporan sebuah surat kabar memunculkan kekhawatiran mantan diplomat yang hilang itu telah ditahan di China.
Rabu (23/1/2019), Sydney Morning Herald melaporkan, Yang adalah seorang penulis sekaligus mantan diplomat China yang kini telah menadi warga Australia. Teman-temannya khawatir ia telah ditahan karena ia tidak bisa dihubungi dalam beberapa hari terakhir.
Teman-teman Yang telah melaporkan kehilangan Yang kepada DFAT. Menurut mereka, Yang tidak bisa dihubungi sejak terbang dari New York menuju Guangzhou, bagian selatan China, Jumat pekan lalu.
Salah seorang teman Yang, Feng Chongyi, akademisi di University of Technology Sydney, mengatakan, Yang dijadwalkan terbang ke Shanghai tetapi tidak pernah sampai. ”Saya yakin dia ditahan oleh Kementerian Pertahanan Negara di Beijing,” katanya.
Sydney Morning Herald menyebutkan, Feng sempat memperingatkan Yang untuk tidak bepergian ke China. Namun, Yang meyakinkan Feng bahwa dirinya tidak akan masuk dalam radar Beijing. Yang yakin dirinya ”tidak melakukan tindakan apa pun yang menyinggung otoritas Beijing dalam beberapa tahun terakhir”.
Juru bicara Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia mengonfirmasi investigasi tersebut tetapi tidak menyebutkan siapa laki-laki yang sedang diinvestigasi keberadaannya. ”DFAT sedang mencari informasi keberadaan seorang warga negara Australia yang telah dilaporkan hilang di China,” katanya.
Sebuah sumber Reuters yang familiar dengan investigasi menyatakan, Australia telah menghubungi otoritas China menanyakan keberadaan Yang.
Juru bicara Menteri Luar Negeri China, Hua Chunying, yang ditanya perihal hilangnya Yang mengatakan, ”tidak memahami” situasi yang ada. Kementerian Keamanan Publik China pun tidak merespons kasus ini.
Menghilangnya Yang terjadi di tengah meningkatnya tensi politik China dan sejumlah negara Barat setelah dua warga Kanada, yakni seorang diplomat yang sedang cuti dan seorang konsultan, ditangkap di China dengan tuduhan membahayakan keamanan negara. Australia merupakan salah satu negara yang turut mengecam penangkapan dua warga Kanada.
Sejak berkuasa tahun 2012, Presiden China Xi Jinping telah menindak keras perbedaan pandangan dengan menahan ratusan pengacara dan aktivis. Belasan di antaranya dipenjara.
Penangkapan tersebut dalam kacamata Barat dilihat sebagai pembalasan oleh Beijing atas penangkapan Meng Wanzhou, eskekutif senior Huawei Technologies, oleh Kanada pada 1 Desember 2018. Wanzhou ditangkap dengan tuduhan melanggar sanksi Amerika Serikat terhadap Iran. (REUTERS)