LHOKSUKON, KOMPAS – Gas dan lumpur menyembur dari sebuah sumur bor milik warga di Desa Tanjong Meunye, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara, Provinsi Aceh, Rabu (23/1/2019). Dinas Energi Sumber Daya Mineral menurunkan tim untuk memeriksa semburan tersebut.
Pelaksana tugas Kepala Desa Tanjong Meunye Syafruddin, saat dihubungi dari Banda Aceh, mengatakan, sumur bor itu menurut rencana digunakan untuk sumber air bersih dan bertani. Namun, pada Rabu pagi, saat hendak dipasang pipa tiba-tiba lumpur berbau gas menyembur.
Lumpur menyembur hingga ketinggian 20 meter. “Kalau sekarang tinggal 1 meter, sudah mulai mereda,” kata Syafruddin.
Syafruddin mengatakan, pihaknya telah melaporkan peristiwa itu kepada pemerintah. Aktivitas pemasangan pipa pun dihentikan. Sebanyak 10 warga yang tinggal di dekat lokasi pengeboran diungsikan. Beberapa warga terkena semburan lumpur.
Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Aceh Utara Nuraina mengatakan, semburan terjadi karena ada tekanan gas di bawah tanah. Namun, kata Nuraina, warga tidak perlu khawatir sebab semburan tidak parah. "Semburan tidak sampai 100 meter dan hanya sesaat sehingga warga tidak perlu mengungsi," kata Nuraina.
Akan tetapi, kata Nuraina, warga di sepanjang pesisir Jambo Aye jangan mengebor secara ilegal sebab kawasan itu sangat potensial mengandung gas dan minyak. Dikhawatirkan pengeboran yang keliru menimbulkan risiko besar.
Kepala Bidang Mineral dan Batubara Dinas Energi Sumber Daya Mineral Aceh Said Faisal mengatakan, saat ini timnya memantau semburan gas dan lumpur di Aceh Utara. Kata Said, tidak tertutup kemungkinan itu merupakan gas bumi.
Aceh Utara merupakan kawasan yang mengandung gas dan minyak bumi. Beberapa perusahaan besar pernah menambang migas di sana, seperti ExxonMobil dan PT Arun LNG. Warga diimbau agar tidak melakukan pengeboran di daerah-daerah yang dekat dengan bekas-bekas sumur minyak karena rawan.