CILACAP, KOMPAS – Hujan deras dan angin kencang melanda wilayah Jawa Tengah bagian selatan sejak Selasa (22/1/2019) malam hingga Rabu (23/1) siang. Akibatnya, seorang warga tewas karena tertimpa baliho di Kabupaten Banjarnegara dan seorang lainnya tewas tertimpa dahan pohon yang lapuk di Kabupaten Cilacap. Masyarakat diimbau mewaspadai cuaca buruk.
“Sejak kemarin memang hujan sepanjang hari disertai angin kencang. Namun, pada saat dahan pohon patah pada Rabu pagi, cuaca cerah. Selain karena sudah tua, mungkin juga pohon patah karena pelapukan akibat tidak langsung dari hujan serta angin,” kata Kepala UPT Wilayah Cilacap Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Andi Susilo, saat dihubungi dari Purwokerto.
Korban tewas bernama M Ashar Syafsudin (42) yang terluka pada bagian kepala dan jatuh saat mengendarai sepeda motor karena tertimpa dahan pohon asem dengan diameter 60 sentimeter. Lokasi pohon yang tingginya mencapai 5 meter itu berada di Jalan Kalimantan, Kelurahan Gunungsimping, Kecamatan Cilacap Tengah atau di depan SMAN 3. “Korban baru saja mengantar anaknya berangkat sekolah,” tutur Andi.
Selain korban tewas, ada pula tiga orang korban terluka, yaitu Pasha Rafi, Abdul Ghofur, dan Sri Marlinda. “Kami sedang menyiapkan asesmen untuk pengecekan pohon-pohon yang rapuh dan rawan tumbang terutama saat hujan dan angin kencang,” ujar Andi.
Kepala BPBD Kabupaten Banjarnegara Arif Rahman menyampaikan, angin kencang menyebabkan sebuah baliho alat peraga kampanye ambruk dan menimpa seorang pengendara sepeda motor hingga tewas, Selasa (22/1) malam.
Arif mengatakan, korban tewas bernama Khomsun (59) di Jalan Raya Batur-Dieng, tepatnya di Desa Sumberejo, Kecamatan Batur, pukul 19.00 WIB. “Korban mengendarai sepeda motor dan melintasi lokasi saat perjalanan pulang dari Pasurenan menuju Sigeblok. Korban mengalami luka parah pada dahi,” papar Arif.
Di Kabupaten Banyumas, angin kencang juga menyebabkan puluhan pohon tumbang dan 3 buah rumah serta 1 bengkel motor rusak. Angin kencang melanda wilayah Desa Karangkemiri (Kecamatan Pekuncen), Desa Lesmana (Kecamatan Ajibarang), serta Desa Cikidang (Kecamatan Cilongok). Total kerugian ditaksir mencapai Rp 27 juta.
“Angin kencang menyebabkan rumah Karsiwan (50) di Desa Lesmana ambruk pada Rabu dini hari. Pemilik rumah belum tidur dan langsung lari keluar rumah,” kata Koordinator Tim Reaksi Cepat BPBD Kabupaten Banyumas Kusworo.
Selain itu, di Jalan Raya Ajibarang, angin kencang membuat baliho sebuah bengkel motor ambruk pada Rabu pukul 00.30. “Tadi malam hujan deras dan berangin kencang. Balihonya ambruk menimpa motor. Untung tidak ada korban jiwa,” tutur Rohmat (40) salah satu karyawan bengkel.
Kerugian material
Dari pantauan di lapangan, sejumlah pohon tumbang di pekarangan dan kebun di sepanjang jalan dari wilayah Cilongok hingga Ajibarang serta Wangon, Kabupaten Banyumas. Di Purbalingga, angin kencang juga menyebabkan 4 buah rumah dan bangunan penggilingan padi rusak di Desa Limbasari, Jambudesa, Kalijaran, Kutawis, dan Panusupan. Kerugian material diperkirakan mencapai Rp 42 juta.
“Angin ribut terjadi pada Rabu sekitar pukul 02.00. Saat ini tim relawan dan masyarakat bergotong-royong membersihkan reruntuhan material bangunan,” kata Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Purbalingga Muhsoni.
Prakirawan Stasiun Meteorologi BMKG Cilacap Rendy Krisnawan mengatakan, angin kencang di beberapa wilayah disebabkan karena adanya pengaruh awan Cumulonimbus. “Pertumbuhan awan ini bisa menyebabkan hujan lebat yang disertai angin kencang dan petir. Kecepatan angin bisa mencapai 30 knot (55,6 kilometer per jam),” kata Rendy.
Diprediksi sekitar 5 hari depan masih berpotensi cuaca buruk.
Menurut Rendy, kemunculan awan Cumulonimbus di wilayah Jawa terjadi karena adanya daerah pusat tekanan rendah. “Saat ini ada di selatan Nusa Tenggara Timur dan juga ada di beberapa wilayah perairan Indonesia. Daerah bertekanan rendah ini bisa mengganggu pola sirkulasi angin," ujar Rendy.
Dia memaparkan, di wilayah Jawa banyak terdapat daerah pertemuan angin. Biasanya hal itu memunculkan awan-awan konvektif yang bisa mengakibatkan hujan serta bisa menyebabkan awan Cumulonimbus yang bisa menyebabkan puting beliung. "Diprediksi sekitar 5 hari depan masih berpotensi cuaca buruk,” tutur Rendy.
Masyarakat diimbau waspada jika terjadi hujan dan angin kenang. “Jangan berteduh di bawah pohon rindang dan pastikan berlindung di bawah bangunan yang kokoh. Waspada juga saat di jalan jika terjadi hujan dan angin kencang karena sangat berbahaya untuk keselamatan,” ujar Rendy.