MALANG, KOMPAS—Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam dan pihak terkait, memasang kamera pengintai untuk menyelidiki binatang yang membunuh 12 ekor rusa tutul. Rusa-rusa itu mati di tempat penangkaran milik Perhutani di Coba Jahe, Desa Pandansari Lor, Kecamatan Jabung, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (20/1/2019).
“Sejauh ini belum diketahui binatang apa yang membunuh rusa-rusa itu. Kami masih melakukan penyelidikan,” kata Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Resor 22 Malang, Kuswana, di Malang, Selasa (22/1/2019).
Sejauh ini belum diketahui binatang apa yang membunuh rusa-rusa itu. Kami masih melakukan penyelidikan.
Untuk mengetahui penyebab kematian rusa di tempat penangkaran milik Perhutani itu, menurut Kuswana, pihak BBKSDA memasang kamera pengintai (camera trap) di sekitar penangkaran. Pemasangan kamera pengintai itu dilakukan bersama pengelola Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BBTNBTS).
Teknis pemasangan kamera diserahkan ke pihak BBTNBTS yang selama ini sudah berpengalaman memasang kamera pengintai. Apalagi, lokasi penangkaran berada di dekat wilayah BBTNBTS. Di atas penangkaran tidak ada lagi permukiman penduduk.
Jenis binatang buas
Kepala BBTNBTS John Kennedy yang dikonfirmasi secara terpisah, membenarkan, pihaknya akan memasang camera trap guna mengetahui jenis hewan liar yang membantai rusa. “Hari ini tim dari BBKSDA Jawa Timur dan BBTNBTS memasang kamera trap untuk memastikan jenis binatang buas yang memangsa rusa di penangkaran Coban Jahe,” katanya.
Sejak 2015 BBTNBTS telah memasang puluhan kamera pengintai di wilayahnya. Hasilnya, kamera berhasil menangkap gambar penampakan sejumlah satwa liar, termasuk macan tutul dan macan kumbang yang sebelumnya sempat diduga kuat sebagai pelaku—pembantai rusa, selain anjing liar.
Berdasarkan catatan Kompas, sejak 2016-2018, kamera pengintai BBTNBTS telah menangkap gambar 9 ekor macan tutul dan macan kumbang di beberapa wilayah, seperti Blok Kali Cilik, Senduro, Kabupaten Lumajang, maupun Taji di wilayah Kecamatan Jabung. Luas BBTNBTS mencapai 50.276,3 hektar yang di dalamnya terdapat hutan lindung, Gunung Semeru, dan Bromo berada.
Selain terpantau kamera di kawasan hutan rimba jauh dari permukiman penduduk, ada juga macan kumbang dan tutul yang kepergok sedang melintas oleh petugas BBTNBTS. Namun sejauh ini belum diketahui pasti berapa banyak populasi kedua satwa itu di alam bebas.
Kepala Administatur Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan Malang, Heru Dwi Kunarwanto, menduga binatang liar yang turun dari gunung yang membantai rusa di penangkarannya. Dan pemasangan kamera trap akan menjelaskan lebih detil jenis binatang apa yang dimaksud.
Selain di Jabung, kasus kematian hewan lainnya yang misterius pernah terjadi di Kabupaten Malang. Pada September 2017 lalu, lebih dari 20 ekor domba milik warga di wilayah Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, dan Lowokwaru, Kota Malang, mati misterius.
Domba-domba itu mati secara beruntun dalam beberapa hari dan biasanya terjadi saat malam tiba. Pada bagian tubuh domba yang mati ditemukan bekas gigitan di leher dan terkadang ada bagian tubuh yang terkoyak.
Peristiwa yang muncul secara mendadak itu kemudian lenyap begitu saja. Warga pun menduga kawanan anjing liar sebagai penyebab. Namun anjing itu tak pernah tertangkap meskipun sudah dilakukan perburuan massal.