Saling Belajar Kesenian di Gedung Kesenian Jakarta
Oleh
Madina Nusrat
·2 menit baca
Tak hanya sebagai tempat pertunjukkan, Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta Pusat, juga menjadi tempat belajar memahami dan menikmati beragam seni pertunjukkan. Tak hanya pengunjung, penari yang tampil pun belajar menyajikan pertunjukkan yang terbaik di sana.
Berbagai macam pertunjukkan seringkali digelar oleh komunitas maupun institusi pendidikan di gedung tersebut. Seperti pada tanggal 19-20 Januari 2019 lalu, Program Studi Pendidikan Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Jakarta menggelar sebuah acara bertajuk “Jagakarsa” 2019.
Jagakarsa merupakan singkatan dari Jejak Gerak dalam Ruang Waktu dan Rasa. Menampilkan sebanyak 41 tarian dari koreografer muda yang memiliki pesan dan filosofi masing-masing.
Salah satu koreografer Arbi Ntan Era Komala mengaku, tertarik mempelajari dunia kesenian, khususnya tari, sejak ia duduk di bangku Sekolah Dasar. Menurut mahasiswa asal kepulauan Riau ini, belajar tari membuatnya juga banyak mengenal karakter seni Indonesia.
“Saya selama ini lebih mengenal tari melayu khas Sumatera yang lembut, syahdu dan mendayu-dayu. Ketika ke Jakarta karakter tarinya lebih keras dan tegas seperti Tari Topeng Betawi,” Ujar Arbi, Minggu (21/1/2019) malam.
Pengalaman serupa juga diutarakan oleh Agus Solehan (21), salah satu pemain musik di acara tersebut. Musik Betawi adalah hal yang pertama dipelajari, lalu ia semakin serius menekuni kesenian dan belajar musik gamelan jawa.
Setiap jenis musik tradisional mempunyai cara main dan irama yang berbeda, sehingga ia semakin tertarik untuk mempelajari lebih dalam lagi. “Kedepannya bisa lebih banyak lagi belajar jenis musik dari berbagai daerah,” kata Agus.
Adapun, menurut salah satu penonton yang berasal dari Medan-Sumatera Utara, Saripah Isni Sarumpaet (19) mengaku menonton pertunjukkan kesenian tradisional Indonesia adalah kegiatan yang menarik. Selain sebagai hiburan, ia bisa mengenal kesenian kebudayaan dari daerah-daerah di Indonesia.
“Saya belum pernah melihat langsung tarian Jawa, Bali dan lainnya seperti apa, tapi dari acara seperti ini akhirnya bisa tahu,” ujar mahasiswi dari Universitas Muhammadiyah Jakarta tersebut. (Fransisca Natalia Anggraeni).