JAKARTA, KOMPAS — Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana memperluas pemasangan drainase vertikal hingga permukiman warga. Perluasan itu diyakini berkontribusi dalam mencegah limpasan air hujan dari rumah warga. Mendukung rencana itu, pemerintah sedang merumuskan skema bantuan pembiayaan.
Saat ini, pemasangan drainase vertikal untuk rumah-rumah warga masih bersifat anjuran. ”Kami tengah fokus menuntaskan pemasangan drainase vertikal di semua kantor pemerintahan DKI yang tenggatnya 31 Maret mendatang berdasarkan aturan instruksi gubernur,” kata Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan saat ditemui di Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Karena itu, pemerintah menyiapkan anggaran yang akan digunakan untuk pembangunan drainase vertikal di rumah warga. Skema pembiayaan dan anggarannya masih dalam tahap pembahasan.
Drainase vertikal merupakan salah satu bentuk sumur resapan yang mengalirkan limpasan air hujan dari permukaan tanah ke dalam tanah. Kedalamannya dapat mencapai 4,5 meter.
Inisiatif pembangunan drainase vertikal di hunian warga diapresiasi oleh dosen Program Studi Teknologi Pengelolaan Sumber Daya Air Institut Teknologi Bandung (ITB), Yadi Suryadi. Akan tetapi, mesti ada riset dan kajian pemerintah sebelum pemasangan.
Yadi menuturkan, kajian itu meliputi kedalaman muka air tanah, permeabilitas (tingkat kelolosan air) lapisan tanah, luas permukaan tanah, dan luas bangunan hunian. Gabungan penelitian dan survei terkait kedalaman air tanah dan permeabilitas menghasilkan peta zonasi atau wilayah-wilayah yang dapat dipasang drainase vertikal.
Tingkat kedalaman air tanah harus lebih dalam dari 3 meter. Sementara, permeabilitas tanah minimal harus lebih besar dari 2 sentimeter per jam. Yadi mengatakan, keduanya mesti dipenuhi agar air yang masuk ke dalam tanah dapat terserap, bukan tertampung.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perindustrian dan Energi DKI Jakarta Ricki Marjohan mengatakan, pihaknya telah menyiapkan dua model untuk pembangunan drainase vertikal di hunian warga. Model pertama bersifat modern dengan instalasi peralatan lengkap, sedangkan model kedua dapat dibuat sendiri dengan alat dan bahan rumah tangga.
Ricki memperkirakan, biaya yang dibutuhkan untuk memasang drainase vertikal model pertama sekisar Rp 8 juta. Untuk model kedua, biayanya sekitar Rp 1,5 juta.
Terkait perkembangan pemasangan drainase vertikal di kantor pemerintahan, Ricki mengatakan, saat ini dalam proses lelang dan pengadaan sambil mengidentifikasi titik-titik instalasi. Akhir pekan ini, diperkirakan akan ada penandatanganan kontrak dan memulai pelaksanaan pemasangan.