Suporter PSS Sleman Tewas Dilempar Batu, Polisi Buru Pelaku
Oleh
Haris Firdaus
·3 menit baca
SLEMAN, KOMPAS — Seorang pendukung klub sepak bola PSS Sleman, Muhammad Asadulloh Alkhoiri (19), meninggal setelah dilempar batu oleh orang tak dikenal, Sabtu (19/1/2019) malam di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kepolisian telah melakukan penyidikan terhadap kasus tersebut dan kini tengah memburu pelaku pelemparan batu itu.
”Tentu ini menjadi perkara menonjol bagi kami selaku penegak hukum,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah (Polda) DIY Komisaris Besar Hadi Utomo, Senin (21/1/2019) sore di Sleman.
Pelemparan batu itu terjadi pada Sabtu sekitar pukul 19.30 di Jalan Yogyakarta-Solo kilometer 12,5 di wilayah Kalasan, Sleman. Peristiwa tersebut terjadi setelah laga persahabatan antara PSS Sleman dan Persis Solo, Sabtu sore di Stadion Maguwoharjo, Sleman. Laga tersebut merupakan celebration game (pertandingan perayaan) untuk merayakan kesuksesan PSS Sleman menjuarai Liga 2 tahun 2018 dan promosi ke Liga 1 musim 2019.
Seusai menonton pertandingan PSS Sleman versus Persis Solo, Asadulloh hendak pulang ke rumahnya di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, dengan mengendarai sepeda motor. Saat itu, Asadulloh yang berboncengan dengan adiknya berkendara di belakang rombongan suporter Persis Solo yang hendak pulang ke Kota Solo, Jawa Tengah.
Ketika sampai di Jalan Yogyakarta-Solo Kilometer 12,5 di wilayah Kalasan, Sleman, Asadulloh mendahului rombongan suporter Persis Solo. Saat itulah terjadi pelemparan batu oleh orang tak dikenal yang berkendara dari arah berlawanan. Lemparan batu itu mengakibatkan Asadulloh dan adiknya terjatuh.
Asadulloh yang menderita sejumlah luka kemudian dibawa ke Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI di dekat lokasi kejadian. Beberapa saat kemudian, Asadulloh dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Sardjito, Sleman. Namun, korban kemudian dinyatakan meninggal pada Sabtu sekitar pukul 23.40.
Hadi menjelaskan, berdasarkan penyidikan kepolisian, pelaku pelemparan batu itu bukan berasal dari kelompok pendukung PSS Sleman dan Persis Solo. ”Kami menyesalkan kejadian ini. Kami sudah lakukan pengamanan semaksimal mungkin dalam pertandingan, tetapi ternyata masih juga ada oknum yang melakukan penganiayaan dengan cara melempar batu, kemudian mengakibatkan meninggalnya orang lain,” ungkapnya.
Hadi menyatakan, kepolisian telah melakukan penyidikan dan mengumpulkan sejumlah alat bukti terkait pelemparan batu tersebut. Berdasarkan hasil penyidikan polisi, pelaku pelemparan batu itu diduga berkendara secara berombongan dari arah berlawanan dengan korban.
”Kita sudah lakukan penyidikan, sudah kumpulkan alat bukti, dan kita sudah membuat profil kira-kira siapa yang patut diduga menjadi tersangka,” ujar Hadi.
Hadi juga mengimbau pelaku pelemparan batu itu untuk menyerahkan diri. Apabila pelaku penganiayaan itu tak mau menyerahkan diri, polisi siap mengambil tindakan tegas. ”Tidak usah sembunyi. Anda pasti kami kejar. Kami akan ambil tindakan tegas yang terukur dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku,” katanya.
Kepala Kepolisian Resor Sleman Ajun Komisaris Besar Rizky Ferdiansyah mengimbau para suporter klub sepak bola untuk menjunjung tinggi nilai-nilai sportivitas. Oleh karena itu, para suporter klub sepak bola diharapkan tidak berbuat kekerasan atau melakukan perusakan. ”Namanya olahraga kan harus menjunjung sportivitas. Saya mengimbau, boleh kita punya fanatisme, tapi jangan menyakiti,” katanya.
Daftar panjang
Pelemparan batu yang mengakibatkan meninggalnya Asadulloh itu menambah daftar panjang suporter klub sepak bola yang meninggal akibat penganiayaan. Sebelumnya, pada September 2018, masyarakat Indonesia digegerkan dengan peristiwa pengeroyokan yang mengakibatkan meninggalnya Haringga Sirila, pendukung Persija Jakarta.
Haringga tewas akibat dikeroyok sekitar 30 suporter Persib Bandung di areal parkir Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Minggu (23/9/2018), sebelum laga antara Persib dan Persija.
Pada 26 Juli 2018, warga Kabupaten Bantul, DIY, Muhammad Iqbal Setyawan, juga meninggal akibat dikeroyok oknum suporter seusai laga PSIM Yogyakarta dan PSS Sleman di Stadion Sultan Agung, Bantul. Sebelum kejadian tersebut, kekerasan suporter sepak bola juga telah menyebabkan sejumlah korban meninggal.