Hujan Turun, Peserta Borobudur Fun Run Tetap Semangat
Oleh
Regina Rukmorini
·4 menit baca
BOROBUDUR, KOMPAS — Sekitar 2.000 peserta mengikuti ajang Borobudur Fun Run yang dimulai dari Lapangan Kujon, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (20/1/2019). Hujan yang turun merata sejak pukul 05.40 tidak mengurangi semangat dan keceriaan para pelari yang semuanya berasal dari masyarakat sekitar Candi Borobudur.
Setelah menyanyikan lagu ”Indonesia Raya” bersama-sama, tepat pukul 06.15, Ketua Yayasan Borobudur Lim Chie An mengibarkan bendera start. Tampak hadir juga di panggung kehormatan Sekretaris Bank Jateng Suharto, General Manager Taman Wisata Candi Borobudur I Gusti Putu Ngurah Sadana, dan Kepala Perwakilan Kompas DIY dan Jateng Selatan Bambang Sigap Sumantri.
”Ajang lari Borobudur Fun Run ini bukan kompetisi, melainkan lari bersama dengan penuh kegembiraan sebagai ucapan syukur terima kasih kepada masyarakat sekitar Borobudur. Masyarakat yang selama ini telah mendukung kesuksesan Borobudur Marathon pada November tahun lalu,” kata Suharto yang juga ikut lari pagi itu bersama dengan Putu Ngurah Sadana. Lari gembira itu menempuh jarak 5 kilometer tanpa target waktu dan dijalani dengan santai.
Masyarakat peserta Borobudur Fun Run berasal dari 19 desa sekitar Candi Borobudur dan juga diikuti guru dan siswa dari 35 sekolah. Ahmad Ubaidillah (12), siswa kelas VI SD Negeri Bumiharjo, bersemangat ikut Borobudur Fun Run. November tahun lalu, dia menyaksikan peserta Borobudur Marathon melewati sekolahannya.
”Melihat begitu banyaknya pelari di Borobudur Marathon membuat saya termotivasi untuk ikut dalam olahraga lari. Rasanya seru sekali, berlari bersama banyak orang,” ujarnya.
Hal serupa juga diungkapkan Yoga Wijaya Pradana (12). Siswa kelas VI yang suka sepak bola ini tertarik ikut lari dalam Borobudur Fun Run setelah melihat kemeriahan lari di ajang Borobudur Marathon 2018.
Sukamto (57), salah satu guru olahraga di SMP Negeri 1 Borobudur, mengatakan, dirinya berharap banyak ajang olahraga bisa diselenggarakan di desa-desa karena hal itu akan semakin mendorong, menguatkan semangat warga, terutama murid-murid sekolah, untuk intens berolahraga.
”Dimulai dengan sekadar ingin bersenang-senang berolahraga bersama teman-temannya, diharapkan nantinya juga dapat tumbuh kesadaran anak-anak untuk terus berolahraga demi kesehatan dirinya sendiri,” ujarnya.
Sukamto mengajak 24 siswanya untuk ikut berlari dalam Borobudur Fun Run dan mendorong mereka untuk terus lari sekalipun diterpa hujan.
Pesta bersama
Menurut General Manager Event Harian Kompas Lukminto Wibowo yang akrab dipanggil Luki, Borobudur Marathon bukan sekadar ajang lari. Acara itu menjadi perayaan bersama. Saat berlari, peserta maraton mendapatkan suntikan semangat dari siswa sekolah dan suguhan makanan-minuman dari warga sekitar. Seusai berlari, mereka beserta keluarga bergoyang bersama penampil di panggung utama. Sementara itu, di area komersial, pedagang mendapatkan untung dari peserta yang berwisata kuliner dan belanja suvenir.
”Borobudur Marathon 2018 menjadi sebuah pesta bersama. Perayaan yang menyatukan semua kalangan, mulai dari pelari hingga warga sekitar, termasuk pelaku usaha kecil. Potret kesatuan yang tumbuh dalam keselarasan,” kata Luki.
Borobudur Marathon 2018 juga berhasil meningkatkan geliat perekonomian di Kabupaten Magelang, Kota Magelang, dan sekitarnya. Menurut catatan Kompas, area rehat yang menyediakan wisata kuliner dan suvenir di acara Borobudur Marathon yang digelar dua hari berturut-turut, Sabtu dan Minggu (17-18/11/2018), itu membuat aliran uang pelaku usaha mengalir kencang. Reggaena Ulfa, pemilik warung mi ongklok dari Kota Magelang, mengatakan, di sentra kuliner Borobudur Marathon itu, dirinya menyediakan 200 porsi mi dengan harga Rp 20.000 per porsi. Sebelum siang, dagangannya sudah ludes.
Pendapatan yang diterima selama dua hari, menurut dia, terbilang fantastis. Dia membandingkan, kalau berjualan di warung, dia mendapatkan Rp 300.000 hingga Rp 500.000 per hari. Di akhir pekan, Sabtu dan Minggu, dia baru bisa mendapatkan Rp 2 juta hingga Rp 2,5 juta per hari. Sementara di acara ini, dari 200 porsi, dia mendapat Rp 4 juta.
Jadi wisata nasional
Dalam acara makan malam bersama, Sabtu (19/1/2019), Luki mengatakan, Borobudur Marathon ditetapkan Kementerian Pariwisata sebagai salah satu dari 10 ajang wisata andalan nasional 2019. Penetapan itu tertuang dalam Keputusan Menpar RI Nomor 162 Tahun 2018 tentang Penetapan 100 Wonderful Event dan Top 10 National Event sebagai Calendar of Event Kemenpar Tahun 2019.
”Ini artinya pemerintah pusat melalui Kemenpar akan membantu mempromosikan ajang Borobudur Marathon ini, terutama promosi ke luar negeri guna menarik lebih banyak peserta mancanegara,” kata Luki.
Ketua Yayasan Borobudur Lim Chie An menyambut gembira penetapan itu. Dia merupakan tokoh yang selama ini berada di balik kesuksesan ajang Borobudur Marathon sekaligus sosok yang turut memelopori ajang lari maraton itu sejak awal. ”Saya sangat senang apalagi majalah daring komunitas lari nasional Run Hood menobatkan Borobudur Marathon sebagai ajang half marathon terbaik tahun 2018 dan maraton terbaik tahun 2018,” kata Lim Chie An.