Guru Didorong Aktif Meningkatkan Kemampuan Teknologi Informasi
Oleh
EMILIUS CAESAR ALEXEY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Guru mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi didorong untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya. Hal ini menyusul kembalinya mata pelajaran tersebut dalam kurikulum 2013.
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) ini pernah dihapuskan dari kurikulum pendidikan pada 2013. Kini, mata pelajaran itu akan kembali diajarkan pada tahun ajaran 2019/2020. Nama mata pelajaran pun diubah dari TIK menjadi Informatika.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Unifah Rosyidi mengatakan, guru memiliki peran strategis dalam mengajar mata pelajaran baru ini. Oleh sebab itu, guru perlu memahami bidang yang diampu dengan terus meningkatkan dan memperbarui pengetahuannya.
”Tantangan guru TIK sekarang adalah murid yang umumnya lebih menguasai bidang informatika. Maka dari itu, guru tidak lagi bisa merasa sebagai pihak yang paling tahu. Kemampuan guru harus terus diperbarui,” kata Unifah pada Rapat Kerja Nasional Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Seluruh Indonesia di Jakarta, Sabtu (19/1/2019).
Selain kemauan guru untuk belajar, Unifah juga menekankan pentingnya bertukar pengetahuan dengan siswa. Dengan ini, guru tidak lagi berperan sebagai pengajar satu arah, tetapi guru menjadi rekan belajar bagi siswa.
”Peran guru juga sangat strategis dalam literasi digital. Jadi, guru bukan hanya mengajarkan teknis, melainkan guru juga menanamkan cara bersikap terhadap perubahan-perubahan di era digital ini,” kata Unifah.
Ketua Ikatan Guru TIK PGRI Bambang Susetiyanto mengatakan, persiapan pengajaran informatika tengah dilakukan. Hingga kini, pihaknya masih menyusun model pembelajaran mata pelajaran tersebut sejak Senin (14/1/2019).
Menurut Bambang, model pelajaran informatika disusun agar sesuai dengan kondisi teknologi informasi masa kini. Sejumlah materi akan disertakan dalam pelajaran ini, antara lain algoritma dan persandian atau coding.
”Kami harap model pembelajaran ini bisa segera selesai. Jika selesai, kami bisa segera susun rencana pelaksanaan pembelajarannya (RPP),” kata Bambang. (SEKAR GANDHAWANGI)