JAKARTA, KOMPAS - PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) akan meningkatkan pendapatannya dengan memperkuat layanan di bidang konektivitas, logistik, dan pariwisata. Selama tahun ini, investasi yang digunakan untuk pengembangan layanan mencapai Rp 2,2 triliun.
"Fasilitas dan infrastruktur yang akan dibangun akan lebih ramah wisatawan karena memang saat ini pariwisata menjadi salah satu layanan utama kami," kata Direktur Utama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) Ira Puspadewi di Jakarta, Rabu (16/1/2019).
Investasi itu akan digunakan untuk membeli kapal baru, merekondisi kapal lama, membangun dan meningkatkan dermaga, serta meningkatkan fasilitas. Semua modal kerja itu diharapkan bisa meningkatkan jumlah wisatawan yang menggunakan jasa ASDP, dan juga meningkatkan pemanfaatan feri jarak jauh (long distance ferry).
"Saat ini kami terus berinvestasi terutama untuk anak usaha. Akibatnya, pendapatan kami akan tergerus untuk investasi anak usaha di bidang pariwisata. Namun, kami yakin dalam 3-4 tahun ke depan, pendapatan kami akan melonjak karena anak usaha kami sudah mulai produktif," kata Ira.
Anak usaha Indonesia Ferry Property itu akan mengelola hotel dan pusat pembelanjaan yang ada di dermaga penyeberangan. "Kami sudah membangun hotel di Labuan Bajo. Kami juga sedang membangun hotel transit di Merak. Hotel ini juga nantinya akan melayani kebutuhan rapat dan pameran (MICE) kecil-kecilan," jelas Ira.
Untuk meningkatkan pergerakan wisatawan, ASDP juga akan juga akan membuka penyeberangan di Maritaing (Nusa Tenggara Timur)-Dili (Timor Leste) dan Dumai (Riau)-Malaka (Malaysia). "Jalur penyeberangan ini diharapkan bisa meningkatkan arus wisatawan di perbatasan. Namun pembukaan ini masih dikoordinasikan dengan Bea Cukai dan Imigrasi," kata Ira.
Sementara Direktur Keuangan PT ASDP Indonesia Ferry Djunia Satriawan mengatakan, ASDP banyak melakukan investasi pengadaan kapal baru pada tahun 2018-2019. "Ada 11 kapal baru. Nanti dalam waktu 5 tahun, ASDP akan punya 54 kapal baru. Untuk pengadaan kapal ini memakan porsi 40 persen dari belanja modal," ujar Djunia.
Dia mengatakan, laba bersih konsolidasi tahun 2018 mencapai Rp 261 miliar. Namun, angka itu masih prognosa karena belum diaudit. Laba ini meningkat karena tahun 2017 laba ASDP sebesar Rp 254 miliar. "Tahun 2019 ini kami targetkan Rp 298 miliar. Laba ini merupakan laba ASDP saja, belum laba konsolidasi dengan anak usaha," ujar Djunia.
Direktur Teknik dan Operasional ASDP Lamane mengatakan, layanan feri jarak jauh Surabaya-Lembar yang dilayani ASDP kini sudah berjalan baik. "Jika dua tahun pertama kami disubsidi pemerintah, sekarang sudah tidak lagi karena permintaan ramai," ujar Lamane.
Dengan adanya feri jarak jauh ini, kini Bali tidak lagi dilewati oleh banyak truk barang dari Jawa ke Lombok.