JAKARTA, KOMPAS - Tiga ruas jalan tol direncanakan akan dibebaskan langsung oleh pemerintah melalui Lembaga Manajemen Aset Negara atau LMAN, bukan dengan mekanisme dana talanganoleh badan usaha. Ketiga ruas tersebut adalah Semarang-Demak, Aceh-Sigli, dan Padang-Sicincin.
Direktur Utama LMAN Rahayu Puspasari, Selasa (15/1/2019), mengatakan, dari rapat terakhir bersama Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT), dan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), disepakati bahwa pembayaran langsung akan dilakukan pada ruas tol Semarang-Demak. Ruas lain yang dana lahannya direncanakan akan dibayar langsung oleh LMAN adalah Aceh-Sigli dan Padang-Sicincin.
"Untuk ruas tol Semarang-Demak saat ini prosesnya adalah persiapan appraisal. Setelah proses appraisal, Kementerian PUPR akan mengajukan review kepada BPKP melalui LMAN," kata Puspasari.
Tol Semarang-Demak direncanakan terintegrasi dengan tanggul laut Kota Semarang dengan total panjang 26,8 kilometer. Biaya investasinya diproyeksikan mencapai Rp 15,3 triliun.
Sejak 2017, LMAN telah melakukan pembayaran lahan untuk proyek infrastruktur selain jalan tol, seperti bendungan, jalur kereta api, dan pelabuhan. Namun, selama ini pembebasan lahan untuk proyek jalan tol melalui mekanisme talangan memang mendominasi penyaluran dana oleh LMAN.
Pada 2016, dengan alokasi anggaran Rp 16 triliun untuk 27 ruas tol, dana yang disalurkan sebesar Rp 13,4 triliun beserta biaya dana (cost of fund) yang telah dibayarkan sebesar Rp 234,938 miliar. Pada 2017, dengan alokasi anggaran sebesar Rp 32,05 triliun, yang telah disalurkan sebesar Rp 19,61 triliun untuk proyek jalan tol, bendungan, jalur kereta api, maupun pelabuhan.
Tahun 2018, lanjut Puspasari, LMAN mendapatkan alokasi anggaran sebesar Rp 31,152 triliun. Anggaran tersebut untuk proyek jalan tol, bendungan, dan jalur kereta api. Saat ini, anggaran tersebut telah cair. Menurut Puspasari, pihaknya akan mengevaluasi dan mengoptimalkan alokasi dana 2016 dan 2017 yang belum terserap.
"Untuk proyek bendungan dan jalur kereta api akan dilakukan (penyaluran) segera setelah kami berkoordinasi dengan instansi terkait," ujar Puspasari.
Secara terpisah, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna mengatakan, setelah dilakukan pengumuman kepada pasar (market sounding) pada tahun lalu, terdapat beberapa badan usaha yang berminat untuk membangun ruas tol Semarang-Demak. Mereka adalah dua konsorsium badan usaha milik negara (BUMN) dan dua konsorsium badan usaha dari China. "Sekarang mereka sedang menyiapkan dokumen lelangnya," kata Herry.
Sementara itu, Direktur Utama PT Waskita Toll Road Herwidiakto berharap agar talangan yang telah disalurkan badan usaha jalan tol dapat segera diganti pemerintah. Sebab, dana tersebut akan diputar kembali untuk konstruksi tol maupun menalangi pembebasan lahan di ruas tol lainnya.
"Juga untuk talangan tanah lagi. Kan masih banyak ruas tol di Jabodetabek yang memerlukan dana lahan yang nilainya cukup besar," kata Herwidiakto.
Herwidiakto mengatakan, beberapa ruas tol PT Waskita Toll Road yang memerlukan talangan untuk lahan adalah ruas Cimanggis-Cibitung, Cibitung-Tanjung Priok, Bogor-Ciawi-Sukabumi, serta ruas Krian-Legundi-Bunder di Jawa Timur. Hingga saat ini, PT Waskita Toll Road telah menyalurkan talangan untuk lahan dengan total mencapai Rp 15 triliun. Dari jumlah itu yang telah diganti LMAN sebesar Rp 9,3 triliun dan yang belum diganti sebesar Rp 5,7 triliun. (NAD)