JAKARTA, KOMPAS - Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji mengatakan, Polda Metro Jaya menggandeng Laboratorium Lingkungan Hidup Daerah Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta uji sampel terhadap kemungkinan bahan beracun dan berbahaya (B3) di Kabupaten Bekasi.
Setelah tiga anak mengalami luka melepuh saat bermain di sana pihak kepolisian mengambil sampel bahan yang diduga B3 tersebut.
"Kami membantu mereka klarifikasi, kami kan punya laboratorium di daerah," katanya di Jakarta, Rabu (16/1/2019).
Menurut Isnawa, sejauh ini pihaknya belum bisa memastikan apakah bahan di Kabupaten Bekasi itu sama dengan materi yang diduga limbah proses penjernihan minyak goreng sun bleaching earth (SBE) tersebut.
Dari informasi yang tengah diselidiki kepolisian, pembuangan bahan diduga limbah itu dilakukan antara pukul 02.00-03.00 dini hari, di perbatasan Jakarta Utara dan Kabupaten Bekasi.
Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta sendiri sedang menunggu hasil pemeriksaan laboratorium Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan terhadap materi mirip tanah di Jakarta Utara tersebut. Hasil penelitian diperkirakan membutuhkan waktu 7-14 hari.
Hentikan aktivitas di Segara Makmur
Hari ini, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi menghentikan aktivitas di lahan kosong berlimbah minyak di Desa Segara Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Selama ini, limbah bahan berbahaya dan beracun bisa digunakan untuk menguruk tanah karena pengawasan yang minim.
Kepala Bidang Penegakan Hukum Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi Arnoko di Bekasi, Rabu (16/1/2019), mengatakan, pemda memasang papan larangan pengurukan tanah di lahan kosong RT 004 RW 12 Desa Segara Makmur, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Sembari menunggu penyelidikan dari kepolisian dan pemeriksaan kandungan limbah, tidak boleh ada aktivitas di areal tersebut.
“Saat ini yang bisa kami lakukan adalah menghentikan pengurukan tanah,” ujar Arnoko.
Rabu siang, lahan tampak kosong. Garis polisi yang mengelilingi areal tempat tiga anak terperosok dan terluka akibat limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) masih terpasang. Tidak ada pengurukan tanah.
Hal itu berbeda dari Selasa (15/1) siang. Kemarin, sebuah truk masih memasuki areal tersebut untuk menaikkan dan menurunkan puing-puing bangunan.
Tarpan (70), warga Segara Makmur mengatakan, sepanjang 2018 hingga anak-anak setempat terluka karena terperosok di limbah, truk-truk pembawa bahan penguruk datang dan menurunkan muatannya baik pada siang hari maupun dini hari. (KURNIA YUNITA RAHAYU)