Korban Tsunami di Lampung Ingin Segera Kembali Bekerja
Oleh
Vina Oktavia
·2 menit baca
KALIANDA, KOMPAS — Penanganan dampak tsunami di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, jangan hanya evakuasi korban dan rehabilitasi kawasan terdampak. Warga berharap perekonomian yang terganggu segera dipulihkan.
Warga yang masih di pengungsian bertahan hidup dari bantuan. Ditemui Selasa (15/1/2019), sejumlah warga menyatakan ingin segera bekerja agar ada penghasilan.
Ahmad Amin (30), pengungsi dari Desa Maia, Kalianda, Lampung Selatan, mengatakan, ia tidak bisa melaut karena perahunya hancur dihantam ombak saat tsunami. ”Kami mengharapkan bantuan perahu agar nelayan seperti saya bisa kembali mencari nafkah,” kata Ahmad yang ditemui di pengungsian Wisma Atlet, Kalianda.
Dia ingin bekerja sebagai tukang ojek dengan sepeda motornya yang sempat diselamatkan. Namun, kartu identitas dan STNK hilang. Ia khawatir ditilang polisi saat membawa penumpang di jalan raya.
Dasilah (38), pengungsi dari Pulau Sebesi, menuturkan, ia tertekan karena hidup mengandalkan bantuan. Mereka ingin kembali bangkit berusaha sendiri, tetapi tak punya modal. ”Rumah saya ambruk dihantam ombak. Kebun pisang di Pulau Sebesi tidak terurus,” kata Dasilah.
Di Kalianda, ada 27 keluarga di pengungsian Wisma Atlet. Mereka baru pindah empat hari terakhir. Sebelumnya, warga mengungsi di tenda atau gedung sekolah.
Sekitar 500 keluarga pengungsi lain memilih kembali ke desa atau ke rumah keluarga.
Dari pengamatan, setiap keluarga menghuni satu ruangan dengan fasilitas kasur, lemari, peralatan masak, dan perlengkapan mandi. Anak-anak mendapat fasilitas seragam dan buku tulis.
Pemerintah menyiagakan tiga relawan kesehatan yang bekerja 24 jam lengkap dengan obat-obatan.
Hunian sementara
Marjoni (38), asal Pulau Sebesi, berharap pemerintah segera memberikan kepastian tentang hunian sementara. Pengungsi khawatir akan nasib mereka karena masa tanggap darurat bencana tsunami di Kalianda akan berakhir pada 19 Januari.
”Bagaimana nasib kami nanti? Sekarang kami belum bisa beraktivitas secara normal,” katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Lampung Selatan I Ketut Sukerta menjelaskan, pemerintah berupaya membangun hunian sementara bagi pengungsi. Sebagian lahan telah disiapkan.
Hunia sementara akan dibangun di sejumlah lokasi, antara lain di Desa Kunjir, Sukaraja, dan Kalianda. Dari 551 hunian sementara yang dibutuhkan, ada 60 unit yang sedang dibangun. Pembangunan dibantu organisasi masyarakat.
Petugas terkendala dalam penyiapan lahan hunian sementara karena sebagian besar lahan berada di perbukitan. Di sisi lain, jumlah alat berat untuk meratakan tanah terbatas.
Ketut memastikan, warga tetap mendapat bantuan pangan, obat-obatan, dan hunian sampai pemerintah menyelesaikan hunian tetap.
BPBD juga berkordinasi dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Lampung Selatan untuk mengurus identitas korban tsunami. Pihaknya juga telah berkordinasi dengan Dinas Perikanan dan Kelautan Lampung Selatan agar ada bantuan perahu bagi nelayan pengungsi.