Wali Kota Palembang Bosan Dengan Penghargaan Adipura
PALEMBANG,KOMPAS—Wali Kota Palembang Harnojoyo mengaku bosan mendapatkan penghargaan Adipura. Penghargaan itu sudah diperoleh sebanyak 12 kali. Palembang mengincar Adipura Kencana, walau hal ini cukup sulit karena daerah yang ditandingi adalah Kota Surabaya, kota dengan penduduk dengan kesadaran terhadap kebersihan sangat tinggi.
“Seharusnya, Surabaya tidak boleh diikutkan lagi karena sudah beberapa kali mendapatkan Adipura Kencana. Dengan itu, maka daerah lain akan lebih terpacu untuk berlomba mendapat Adipura Kencana,” ucap Harnojoyo, Selasa (15/1/2019). Hal ini juga yang menyebabkan dirinya enggan mengarak piala ini keliling kota Palembang. “Sudah 12 kali kita dapat Adipura, masa diarak-arak terus,” ucap Harnojoyo.
Palembang sudah mendapatkan penghargaan Adipura sejak 2009. “Sebenarnya, pada tahun 2007 sudah mendapatkan sertifikat adipura, hanya pada 2009 baru mendapatkan pialanya,” ucap Harnojoyo.
Walaupun demikian, dirinya tetap bersyukur bisa mempertahankan penghargaan tersebut lantaran banyak daerah yang tahun lalu bisa mendapatkan penghargaan tahun ini tidak mendapatkannya lagi. “Itulah sebabnya yang menyerahkan penghargaan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Mungkin karena tahun ini daerah yang mendapatkan penghargaan lebih sedikit dari tahun lalu,” ungkapnya.
Harnojoyo mengakui tidak mudah menyaingi Surabaya untuk mendapatkan Adipura Kencana, hanya saja, target tersebut bukan mustahil bisa diwujudkan. Untuk itu, diperlukan kesadaran dari masyarakat untuk menjaga kebersihan. “Kalau lihat ada sampah di trotoar jangan hanya dibiarkan, kalau bisa diambil dan diletakan di tempat sampah,”ucapnya.
Menurut dia, kalau hanya mengandalkan petugas kebersihan tentu tidak akan mungkin bisa mendapatkan Adipura Kencana karena jumlah petugas kebersihan dan armadanya tidak sebanding dengan jumlah sampah yang dihasilkan. Harnojoyo menyebut, saat ini produksi sampah di kota Palembang mencapai 1.200 ton per hari. “Butuh kerjasama semua pihak untuk mendorong Palembang mendapatkan Adipura,”ucapnya.
Harnojoyo memaparkan ada beberapa program yang akan digiatkan guna mewujudkan Adipura Kencana. Mulai dari gotong royong setiap minggu dan revitalisasi sungai dengan target pada tahun 2023 bisa diubah menjadi obyek pariwisata. Palembang sudah mengincar Adipura Kencana sejak 2014, hanya hingga saat ini, impian tersebut belum terwujud.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Palembang, Faizal AR mengakui, jika dibandingkan dengan volume sampah yang dihasilkan setiap hari, jumlah petugas dan armada kebersihan di Palembang belum memadai.
Dari 1.200 ton sampah yang dihasilkan, ungkap Faizal, hanya 900 ton sampah yang bisa diangkut. Jumlah truk pengangkut sampah di Kota Palembang baru mencapai 57 unit, jumlah itu tidak mencukupi untuk mengangkut semua sampah yang berserakan di kota Palembang.
Belum lagi Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sukawinatan sudah tidak bisa lagi digunakan karena sudah melebihi kapasitas. “Kami sedang mempersiapkan TPA di Karya Jaya, hanya saja masih terkendala izin. Saya berharap, izin itu dapat didapat di tahun ini,” ucapnya.
Tidak hanya itu, program utama saat ini adalah merealisasikan program pengolah limbah insinerator bernilai Rp 1,7 triliun. “Dengan alat ini, sebanyak 1.200 ton sampah perhari dapat diubah menjadi tenaga listrik berkekuatan 25 mega watt,” ucapnya. Saat ini, ujar Faizal sedang dalam tahap persiapan lelang dan persetujuan dari kementerian.
Tahun ini, Kota Surabaya memperoleh penghargaan Adipura Kencana. Penghargaan tersebut langsung diterima Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini walaupun kakinya sedang sakit. Penyerahan penghargaan itu diberikan langsung oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya dalam acara Penganugerahan Adipura dan Green Leadership Kepala Daerah dan Pimpinan DPRD yang digelar di Manggala Wanabakti, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Jakarta.
Siti Nurbaya dalam sambutannya mengatakan, anugerah Adipura Kencana merupakan penghargaan tertinggi yang diberikan kepada kota yang menunjukkan kinerja pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan. Tahun ini, kriteria penilaian Adipura Kencana sangat ketat, yang paling utama adalah pengelolaan sampah dan good environmental governance serta keberlanjutannya.
"Untuk itu, anugerah ini hanya diberikan kepada satu kota penerima Adipura Kencana, yaitu Kota Surabaya. Kota ini sudah mendapat rekognisi dari UNEP (United Nations Environment Programme), termasuk inovasi berupa tiket bus dengan menggunakan botol plastik, dan di dunia ini baru ada di Surabaya, Beijing, dan Turki," ucap Menteri LHK.
Sementara itu, Wapres Jusuf Kalla juga mengapresiasi kinerja Wali Kota Surabaya yang selama ini konsisten menjaga kelestarian dan kebersihan Kota Surabaya. "Kita apresiasi Bu Risma yang dapat banyak penghargaan karena kinerjanya. Kakinya sakit terkilir, tapi tetap inspeksi kotanya tetap bersih, sehingga layak dapat penghargaan ini," kata Jusuf Kalla. Ia pun berharap kepala daerah lainnya juga termotivasi untuk membersihkan kota dan wilayahnya, sehingga memberi kehidupan yang sehat dan layak bagi masyarakatnya masing-masing.