Penumpang Frustrasi akibat Operasional Bandara Terganggu
Oleh
ADHITYA RAMADHAN
·3 menit baca
MIAMI, SELASA – Tidak seperti biasanya, antrean penumpang pesawat yang akan berangkat dari Bandar Udara Internasional Miami mengular. Inilah dampak tidak langsung dari penghentian sebagian layanan pemerintah federal Amerika Serikat yang telah masuk hari ke-24, Senin (14/1/2019) waktu setempat.
Sejak 22 Desember 2018, 800.000 pegawai federal tidak masuk kerja atau tetap bekerja tanpa menerima gaji menyusul penghentian sebagian layanan pemerintahan (shutdown) menyusul belum tercapainya titik temu antara Presiden Donald Trump dengan Kongres soal anggaran 5,7 miliar dollar AS untuk pembangunan tembok di perbatasan AS dengan Meksiko.
"Kami hampir ketinggalan pesawat. Saya ingin menyantap roti lapis tapi sekarang tidak sempat lagi. Kami geram, ini sungguh tak masuk akal," ujar warga Italia, Rocco Vincenzo, yang hendak terbang ke Pulau Cayman sebelum bertolak ke negaranya. Ia sedang berbaris dalam antrean panjang calon penumpang yang menunggu untuk melewati pos pemeriksaan keamanan bandar udara Miami.
Sejumlah pegawai termasuk Badan Keamanan Transportasi (TSA) yang bertanggung jawab terhadap keamanan bandara setempat termasuk yang esensial sehingga harus tetap masuk tanpa digaji. Meski begitu, banyak di antara mereka yang protes dan tidak masuk dengan alasan sakit.
Sekitar 40 pegawai TSA di Bandara Internasional Miami tidak masuk kerja. Akibatnya, pengelola bandara menutup satu dari enam terminalnya. “Bepergian secara umum sudah sulit. Hal ini (penghentian operasional pemerintah) makin menambah frustrasi,” kata Paul Reynolds (52), warga Jamaika yang akan terbang ke Kingston.
Juru bicara Bandara Internasional Miami, Greg Chin, mengatakan, waktu tunggu di bandara Miami tetap normal dan terminal yang ditutup akan dibuka kembali Senin waktu setempat.
Kepala TSA David Pekoske menyampaikan secara tertulis bahwa pihaknya telah menyediakan bonus 500 dollar AS bagi petugas keamanan yang tetap bekerja tanpa digaji.
“Saya sadar bukan ini yang pegawai harusnya dapatkan dengan bekerja,” kicau Pekoske dalam akun Twitter-nya. “Saya berharap upaya ini meringankan kesulitan keuangan yang dihadapi banyak pegawai”.
Sementara itu, di Atlanta, petugas keamanan Bandara Internasional Hartsfield-Jackson, Atlanta, mengakui adanya penumpang yang bertolak ke Tokyo membawa senjata tanpa terdeteksi.
Penumpang tersebut telah melewati pemeriksaan keamanan yang standar pada 2 Januari 2019. Penumpang ini kemudian memberi tahu maskapai Delta Airlines setelah mendarat di Bandara Internasional Narita, Tokyo.
Pihak TSA menyatakan, prosedur standar pemeriksaan tidak dijalankan tanpa memberikan penjelasan lebih lanjut. Mereka yang terkait akan dimintai pertanggungjawaban.
Pemeriksaan keamanan tersebut berlangsung di tengah penghentian sementara sebagian operasional pemerintah federal yang mengakibatkan banyak petugas keamanan bandara tidak masuk dan tidak digaji.
Namun, TSA mengatakan, saat peristiwa itu berlangsung, banyak petugas berada di pos pemeriksaan. Jumlah petugas yang tidak masuk saat itu pun sama seperti periode yang sama tahun lalu.(AFP/AP)