Jalinan Preman dan PKL Suburkan Okupasi Trotoar di Tanah Abang
Oleh
Irene Sarwindaningrum
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Keberadaan preman yang berperan sebagai koordinator menyuburkan pedagang kaki lima yang terus-menerus berdatangan dan mengokupasi trotoar di Tanah Abang. Jalinan preman dan pedagang kaki lima membuat ruang-ruang yang sudah dikosongkan terus-menerus kembali diokupasi pedagang-pedagang baru yang didatangkan dari luar kawasan.
Wakil Wali Kota Jakarta Pusat Irwandi, yang menangani penataan kawasan Tanah Abang, mengatakan, ada preman yang berperan sebagai koordinator yang mendatangkan pedagang kaki lima (PKL) baru ke Tanah Abang. Koordinator PKL ini berjaringan dengan PKL seluruh DKI Jakarta.
”Ada ini koordinator yang mendatangkan PKL, tapi kami belum tahu mereka ini siapa. Ya preman-preman itulah,” katanya saat ditemui di Gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (14/1/2019).
Menurut Irwandi, dalam hubungan ini, peran preman adalah menjamin PKL sehingga para PKL baru berani berdagang di trotoar di Tanah Abang. Sebaliknya, PKL memberikan uang balas jasa kepada preman atau uang sewa tempat di trotoar.
”Peran para preman ini mengatur tempat dagang PKL ini. Ya mirip tukang parkir gitu,” ujar Irwandi.
Dalam pendataan terakhir Pemerintah Kota Jakarta Pusat, seharusnya hanya tersisa 250 PKL di kawasan Tanah Abang yang belum memperoleh tempat. Sebelumnya, 446 PKL sudah dipindahkan ke jembatan penyeberangan multiguna Tanah Abang. Sebelumnya, terdata sekitar 650 PKL yang terdata di seputar Tanah Abang di luar Jati Baru Bengkel yang jumlahnya terdata 125 orang.
Namun, saat ini terlihat jumlahnya kembali menggelembung jauh lebih besar dari jumlah yang terdata tersebut. Sejumlah PKL yang baru berdatangan di antaranya berasal dari Kanal Timur hingga Kota Tua.
Irwandi mengatakan belum mengetahui jumlah PKL yang baru datang setelah pengosongan itu. Pihaknya akan kembali mendata PKL dalam sebulan ini.
Untuk jangka pendek, kata Irwandi, saat ini baru dilakukan penertiban secara rutin dengan mengerahkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Pusat. Patroli pengawasan dan penertiban yang dilakukan dari Jalan Jati Baru Raya dan trotoar di depan Pasar Blok G hingga Blok A itu dilakukan 2-3 kali dalam sehari. Pengangkutan dagangan juga kerap dilakukan. Namun, mereka terus kembali berdatangan setelah petugas tak di lokasi.
”Saat ini kami adu kuat dulu dengan para preman ini. Nanti kan PKL juga lama-lama bosan kalau ditertibkan terus,” katanya.
Untuk jangka panjang, akan dilakukan penataan kawasan Tanah Abang untuk menjadi sentra bisnis mirip dengan konsep pengembangan Sudirman Center Business District (SCBD).
Dalam penataan ini, lahan yang saat ini perkampungan di sekitar Jalan Jati Baru Raya akan dibebaskan untuk pengembangan oleh Perusahaan Daerah Pembangunan Sarana Jaya.
Penataan kawasan ini diyakini juga turut mengikis premanisme dan okupasi PKL di kawasan itu. ”Penataan itu akan membuat pergerakan para preman di sana semakin terbatas, bahkan nyaris tidak ada lagi,” katanya.
Polres Metro Jakarta Pusat juga menggalakkan operasi premanisme. Operasi itu sudah dilakukan di Tanah Abang dan Pasar Senen.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Tahan Marpaung mengatakan, 42 preman tertangkap di Tanah Abang. Mereka terdiri dari parkir liar dan pengamen.
Namun, pihaknya belum sampai menyentuh pada preman yang menerima setoran dari PKL. ”Mungkin bertahap akan dilakukan,” katanya.