Satgas Antimafia Bola Tetapkan Enam Tersangka Baru
Oleh
Wisnu Aji Dewabrata
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Satgas Antimafia Bola Polri, Senin (14/1/2019) malam, menetapkan enam tersangka baru pada kasus pengaturan pertandingan di liga sepak bola Indonesia. Salah satu tersangka baru itu adalah mantan manajer Deltras Sidoarjo Vigit Waluyo. Dia disangka terlibat pengaturan pertandingan untuk membantu PS Mojokerto Putra promosi dari Liga 3 ke Liga 2.
Ketua Tim Media Satgas Antimafia Bola Polri Komisaris Besar Argo Yuwono mengatakan, penyidik menetapkan Vigit sebagai tersangka setelah melakukan gelar perkara. “Menaikkan VW (Vigit Waluyo) sebagai tersangka dalam kasus PS Mojokerto,” ujar Argo, Senin malam di markas Polda Metro Jaya.
Argo menambahkan, Satgas Antimafia Bola Polri juga telah menetapkan lima tersangka baru dalam kasus pengaturan pertandingan melibatkan Persibara Banjarnegara yang dijanjikan promosi ke Liga 2.
“Lima tersangka tambahan adalah perangkat pertandingan Persibara. Namanya belum bisa disampaikan malam ini,” kata Argo yang juga Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya.
Dengan penetapan lima tersangka baru pada Senin malam, jumlah tersangka dalam kasus pengaturan pertandingan yang melibatkan Persibara Banjarnegara sebanyak 10 orang.
Sementara itu, kemarin, Bendahara Umum PSSI Berlinton Siahaan dimintai keterangan di Polda Metro Jaya sebagai saksi selama sekitar sembilan jam sejak pukul 12.00 hingga 21.00. Penyidik menanyakan lebih kurang 20 pertanyaan kepada Berlinton. Pekan lalu penyidik telah memanggil Berlinton, namun yang bersangkutan tidak bisa hadir.
Usai diperiksa, Berlinton yang juga Direktur PT Liga Indonesia Baru, operator Liga 1 dan Liga 2, mengatakan, pertanyaan penyidik seputar prosedur pengeluaran uang. Berlinton menjelaskan fungsinya sebagai bendahara adalah mengelola uang masuk dan uang keluar.
“Kalau ini tidak cepat diselesaikan kompetisi bisa terganggu. Karena sponsor nanti akan mempertanyakan apakah kompetisi masih bisa berlanjut. Intinya kami membantu polisi untuk menuntaskan. Ada data atau informasi akan kami serahkan ke polisi,” ujar Berlinton.
Berlinton menuturkan, dia tidak tahu dan tidak mengenal manajer Persibara Banjarnegara Lasmi Indaryani yang menjadi pelapor suap dan pengaturan pertandingan.