Perburuan atas perangkat perekam suara di kokpit atau CVR dari pesawat Lion Air PK-LQP yang jatuh akhir Oktober 2018, di perairan Tanjung Karawang, berbuah hasil setelah tim penyelam menemukannya, Senin (14/1/2019). Penemuan perangkat ini melengkapi data dari perangkat perekam data penerbangan (FDR) dari PK-LQP, yang telah ditemukan sebelumnya.
Melihat fungsinya, CVR merupakan komponen penting pesawat terbang. Bersama dengan FDR, keduanya sering disebut kotak hitam atau black box.
Seperti diberitakan sebelumnya, CVR Lion Air PK-LQP ini ditemukan 50 meter dari lokasi FDR yang ditemukan, 1 November 2018. CVR ditemukan di perairan Tanjung Karawang dalam posisi koordinat 05 48 46,503 S-107 07 36,728 T.
FDR berfungsi mencatat seluruh data penerbangan, sedangkan CVR adalah alat untuk merekam seluruh pembicaraan di dalam ruang pilot. Walaupun disebut sebagai kotak hitam, CVR dan FDR berwarna jingga mencolok.
Warna tersebut sengaja dipilih agar mudah dilihat dari ketinggian atau kejauhan. Di badan CVR dan FDR terdapat tulisan dengan huruf kapital ”FLIGHT RECORDER, DO NOT OPEN”.
Kompas
Kotak hitam atau black box menyimpan bagian inti, yakni lempeng penyimpan data penerbang- an atau memory board, yang terlindungi begitu rapat. Unit vital itu dilindungi tiga lapis tabung yang terbuat dari baja tahan api.
Terletak di ekor pesawat
CVR biasanya terletak di bagian belakang, sekitar ekor tegak pesawat. Lokasi tersebut relatif aman dari kehancuran ketika pesawat mengalami kecelakaan. Adapun mikrofon dan headset dari alat tersebut terletak di langit-langit kokpit, biasanya terletak diantara panel instrumen.
CVR yang terpisah dari FDR memiliki berat lebih kurang 4,5 kilogram dengan tinggi 16 sentimeter, lebar 12,7 sentimeter, dan dalam 32 sentimeter.
CVR dan FDR dibungkus dengan titanium sebagai pelindung. Mengapa titanium? Tak lain karena titanium terbukti merupakan unsur yang lebih ringan daripada baja dan lebih kuat dari aluminium. Selain itu, titanium juga tahan jilatan api hingga 1.668 derajat celsius. Kemudian ketika berada di dasar laut, titanium lebih tahan terhadap korosi hingga tiga tahun lamanya.
VCR adalah alat yang merekam segala suara yang ada di kokpit pesawat. Suara yang direkam antara lain suara antara pilot dan kopilot, pengumuman kepada penumpang, pembicaraan lain awak kokpit dengan awak kabin, suara komunikasi dengan menara pengawas, serta suara sinyal peringatan darurat.
Walaupun dapat terus hidup selama enam tahun, CVR hanya akan merekam suara dua jam terakhir. Dengan menggunakan prinsip endless-loop, rekaman data suara terbaru akan menimpa data suara yang lama sehingga yang tersisa adalah suara dua jam terakhir.
Lebih modern
Perangkat ini sengaja dipasang sebagai sarana antisipasi. Artinya, sengaja dibuat dan dipasang sebagai antisipasi bagi penyelidikan ketika terjadi insiden atau kecelakaan pada pesawat. CVR tidak dibuka dan diakses setiap hari, tetapi baru diakses setelah suatu pesawat mengalami kecelakaan atau kendala.
Baik FDR maupun CVR dilengkapi suar penunjuk posisi bawah air (underwater locator beacon) yang memancarkan sinyal (ping) ultrasonik setiap detik untuk jangka waktu 30 hari setelah pesawat jatuh.
Pesawat Lion Air PK-LQP jatuh pada 29 Oktober 2018. CVR ditemukan pada 14 Januari 2019. Artinya, CVR ditemukan pada hari ke-78 sejak pesawat jatuh ke laut. Dengan demikian, kotak hitam Lion Air seri ini lebih modern, bisa memancarkan ping lebih dari 30 hari.
Pada 2009, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah memiliki alat untuk membaca FDR dan CVR. Sebelumnya, data dari kotak hitam selalu dikirim ke perusahaan pembuat pesawat. Untuk mengurangi bias kepentingan, KNKT membeli perangkat lunak serta mendapatkan hibah perangkat keras untuk membaca kotak hitam dari berbagai jenis pesawat. (LITBANG KOMPAS)