Asosiasi Atletik Internasional Kabulkan Penambahan Dua Nomor Baru

Kompas

(Ilustrasi) Pelari China, Liu Xiang (tengah), memimpin perlombaan 110 meter lari gawang putra pada Kejuaraan Atletik Asia di Kobe, Jepang, beberapa waktu lalu.

YOKOHAMA, MINGGU — Asosiasi Federasi Atletik Internasional atau IAAF sangat mendukung penambahan dua nomor baru pada Kejuaraan Dunia Estafet IAAF 2019 yang bakal berlangsung di Yokohama, Jepang, 11 Mei hingga 12 Mei mendatang.

Adapun kedua nomor tambahan baru itu, seperti yang disampaikan iaaf.org, nomor estafet campuran 2 x 2 x 400 meter serta nomor campuran antar-jemput yang digabungkan dengan nomor lari gawang yang sudah disetujui untuk dimasukkan ke agenda Kejuaraan Dunia Estafet IAAF 2019 nanti.

Nomor itu akan menjadi bagian dari nomor estafet lain yang sudah ada sebelumnya, baik untuk kategori putra maupun putrinya. Masing-masing untuk nomor estafet 2 x 100 m, 4 x 200 m, 4 x 400 m, serta nomor estafet 4 x 400 m campuran.

Dengan demikian, pada Kejuaraan Dunia Estafet IAAF 2019 Yokohama nanti akan ada 3 kategori untuk putra, 3 kategori untuk putri, dan 3 kategori campuran.

Kompas

(Ilustrasi) Jehue Gordon (tengah), pelari Trinidad-Tobago mencatat waktu 47,69 detik ketika memasuki garis finis pada final 400 meter lari gawang putra di Kejuaraan Dunia Atletik 2013 di Stadion Luzhniki di Moskwa, 15 Agustus 2013.

Khusus untuk nomor estafet antar-jemput campuran dengan nomor lari gawang ini merupakan nomor tambahan yang benar-benar baru di dalam program Kejuaraan Dunia Estafet. Sebelumnya hanya digelar untuk satu kategori, tetapi di Yokohama akan ditampilkan, baik untuk kategori putra maupun putri pada setiap tim-nya.

Di mana pelari pria akan menyelesaikan 110 m lari gawang lebih dulu untuk kemudian langsung menyerahkan tongkat estafet kepada pelari putra pertama dalam tim bersangkutan yang akan berlari dan selanjutnya menyerahkan tongkat kepada pelari pria kedua. Dan selanjutnya pelari putri kedua ini akan menyelesaikan, tentu dengan penambahan 10 m yang terpakai pada lari gawang 110 m sebelumnya.

”Saya senang dengan dimasukannya lari gawang sebagai bagian dari estafet,” kata Sally Pearson (32), juara dunia lari gawang 100 meter putri asal Sydney, Australia, itu.

”Saya selalu menikmati saat berpartisipasi dalam kejuaraan estafet tradisional. Dan sekarang ternyata lari gawang pun dapat dimasukkan ke dalam acara tim. Jelas ini membuat Kejuaraan Dunia Estafet akan lebih menarik,” kata pemenang medali emas Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 2012 London.

KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO

Pelari putri Indonesia, Emilia Nova (kanan), berlomba pada final lari gawang 100 meter putri Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (26/8/2018). Emilia mencatat waktu 13,33 detik dan meraih medali perak.

Jika dirinya bisa menjadi bagian dari Kejuaraan Dunia Estafet IAAF 2019 Yokohama, maka saya akan menjadikan ini sebagai jadwal pra Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 2019 Doha. Saya akan sangat bersemangat karena sekarang nomor saya pun ditampilkan,” kata Pearson yang sebelumnya hanya meraih medali perak nomor lari gawang 100 meter putri di Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 2008 Beijing lalu.

Juara lari gawang indoor Amerika Serikat, Sharika Nelvis (28), juga merasa senang dengan kabar tambahan nomor tersebut.

Tentu, tegas Presiden Federasi Asosiasi Atletik Jepang, Hiroshi Yokokawa, ”Kami sangat terhormat menerima tongkat estafet dari mereka (Bahama, tuan rumah Kejuaraan Dunia Estafet IAAF 2017).” (iaaf.org/nan.ng)