SURAKARTA, KOMPAS – Stapac Jakarta membuktikan pertahanan merupakan senjata terbaik untuk menguasai IBL Pertamax 2018-2019. Tim dengan pertahanan terbaik itu meremukkan tim dengan produktivitas tertinggi, NSH Jakarta, 75-50, pada seri IV IBL, Jumat (11/1/2019), di GOR Sritex Arena, Surakarta, Jawa Tengah.
Stapac merupakan tim dengan kemasukan paling sedikit di IBL, hanya 60,5 point per game (ppg).Sebaliknya, NSH merupakan tim paling produktif dengan 81,5 ppg. Selain NSH, tidak ada satu pun tim dengan produktivitas rerata mencapai 80 ppg.
Namun, kemarin malam, NSH tidak berdaya menghadapi sistem pertahanan anak asuh Giedrius “Ghibbi” Zibenas itu. Wendha Wijaya dan rekan-rekan hanya mencatatkan akurasi tembakan 28 persen, dibandingkan Stapac 48,2 persen.
Pemuncak klasemen Divisi Merah itu hanya menghasilkan 50 poin. Ini merupakan poin terendah NSH sepanjang IBL. Sebelumnya poin terendah mereka saat melawan Pelita Jaya, di seri ketiga, dengan 60 poin.
Awalnya, pertarungan antara dua pemuncak Divisi itu berlangsung sengit. NSH Jakarta sempat unggul pada quarter pertama, 18-13. Mereka berhasil menyerang dan bertahan dengan agresif. Stapac lebih banyak bertahan menunggu sebelum garis tengah.
“Kami tahu lawan yang kami hadapi adalah pemimpin dari produktivitas. Karena itu kami sengaja memperlambat tempo. Karena berbahaya memberikan mereka banyak tembakan,” kata Ghibbi selepas laga.
Ghibbi mengubah strategi pertahanan di quarter kedua. Pemain Stapac bermain dengan full court press. Tekanan sejak bola dibawa dari pertahanan NSH itu membuat tempo serangan lawannya melambat.
Strategi itu mengurangi produktivitas NSH yang hanya mencetak 9 poin di quarter kedua. Stapac berbalik unggul 33 - 27. Melihat strategi itu bekerja, Ghibbi tidak mengubah strategi bertahan sampai akhir laga. Mereka justru semakin agresif di quarter akhir, melihat pemain NSH sudah frustasi. Stapac pun mengakhiri laga 75-50.
Melambatnya tempo membuat pemain asing NSH kehilangan magisnya. Dashaun Wiggins hanya mencetak 8 poin dari rerata sebelumnya 23 ppg. Akurasinya menurun drastis dari rerata 43 persen menjadi 23 persen.
Melambatnya tempo membuat pemain asing NSH kehilangan magisnya
Sementara itu, all-star IBL Anthony Simpson mencetak 15 poin dari rerata biasanya 20,8 ppg. Akurasi center asal Amerika Serikat itu pun menurun dari 39 persen menjadi 25 persen.
Padahal, Anthony lebih banyak dijaga oleh pemain veteran Isman Thoyib. Pemain bertahan terbaik Stapac Savon Goodman hanya bermain 17 menit 52 detik. Pemain dengan rerata 19,5 ppg, 12,5 rebound per game (rpg), dan 2,4 steal per game (spg) itu harus menepi sejak pertengahan quarter kedua karena terkena foul trouble atau empat kali pelanggaran.
Meski begitu, hal itu tidak berpengaruh besar ke permainan Stapac, khususnya pertahanan. Sistem permainan yang mengandalkan agresivitas sudah bisa dijalankan oleh seluruh pemain lokal. "Setelah sembilan laga, seluruh pemain sudah beradaptasi untuk bermain agresif dan tetap fokus sepanjang laga," tutur Ghibbi.
Tanpa Goodman, Stapac tetap menguasai rebound. Mereka menciptakan 53 rebound (38 defensive, 15 offensive) dibandingkan 29 rebound (19 defensive, 10 ofensive) milik NSH.
Sistem pertahanan agresif Stapac pun menghasilkan 9 steal. Adapun, tim asal ibukota itu saat ini masih menjadi tim dengan rerata steal terbanyak di liga, 10,5 spg.
Anthony seharusnya bisa memanfaatkan kealpaan Goodman. Namun, lagi-lagi agresivitas guard Stapac menyulitkannya masuk ke paint area. Mei Joni, Widyantaputra Tedja, dan Abraham Damar Grahita saling berotasi menjaga Anthony tidak masuk mendekati ring.
Alhasil, Anthony lebih banyak memaksakan tembakan tiga poin. Padahal akurasi tembakan tiga poinnya hanya 14,7 persen, atau hanya masuk 1 dari 7 percobaan.
"Dua quarter terakhir mereka seperti kehilangan semangat dan akal untuk mencetak angka. Stapac sangat pintar karena menjaga paint area begitu rapat. Anthony karena tidak bisa masuk. Selain itu, pemain lain juga tidak membantunya bergerak," kata pelatih NSH Wahyu Widayat Jati.
Sementara itu, Wahyu menilai Wiggins tidak mengeluarkan permainan terbaiknya karena terjebak permainan pikiran pertahanan Stapac. Pemain Stapac terlihat agresif ingin melakukan steal, padahal mereka hanya menggertak.
Forward Stapac Kaleb Ramot Gemilang tampil cemerlang. Dia mencatatkan 17 poin dan 4 rebound. Dua kali tiga poin Kaleb menjadi momentum Stapac meninggalkan NSH pada quarter ketiga. “Saya hanya mengikuti apa yang diinstruksikan pelatih. Dan itu berjalan mulus,” katanya.
Kemenangan itu membuat Stapac masih sebagai tim dengan pertahanan terbaik di IBL. Stapac meraih delapan kemenangan beruntun dan tetap kokoh di puncak klasemen Divisi Putih (8 menang 1 kalah). Sementara itu, meski kalah NSH masih memuncaki Divisi Merah (6 menang 3 kalah).