BADUNG, KOMPAS — Starbucks membuka Starbucks Dewata Bali, gerai kopi terbaru yang berlokasi di kawasan Seminyak, Kuta, Kabupaten Badung, Bali. Pemerintah menilai positif karena bertambahnya gerai kopi akan ikut mengangkat konsumsi kopi di dalam negeri selain mendukung pariwisata Bali.
Peresmian Starbucks Dewata Bali di Seminyak, Kuta, Sabtu (12/1/2019), dihadiri Chief Executive Officer (CEO) Starbucks Coffee Company Kevin Johnson; Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo; Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara; Group CEO PT Mitra Adiperkasa Tbk VP Sharma; Direktur PT Sari Coffee Indonesia (Starbucks Indonesia) Anthony Cottan; serta perwakilan Kementerian Pariwisata dan Kementerian Perindustrian.
Starbucks Dewata Bali didesain dengan konsep coffee sanctuary, yakni gerai kopi yang juga menghadirkan pengalaman inderawi tentang kopi. Pengunjung dapat mengenali perjalanan kopi karena gerai dilengkapi model kebun kopi dan juga tayangan interaktif tentang kopi. Starbucks Dewata Bali didirikan di lahan seluas 1.800 meter per segi dan dinyatakan sebagai gerai kopi Starbucks terbesar di kawasan Asia Tenggara.
”Kami bangga menghadirkan gerai kopi yang akan memberikan pengalaman menarik bagi konsumen kami,” kata Kevin Johnson. Ia menambahkan, Starbucks menggunakan kopi berkualitas tinggi di setiap gerai mereka, termasuk kopi single origin Sumatera.
Starbucks, yang didirikan 1971, kini memiliki sekitar 25.000 gerai di seluruh dunia. Kopi Indonesia, terutama kopi Sumatera, menjadi bagian penting dari daftar minuman Starbucks.
Adapun Anthony Cottan menyatakan, kehadiran Starbucks Dewata Bali menambah jumlah gerai kopi Starbucks di Indonesia yang mencapai sekitar 400 unit gerai di seluruh Indonesia.
”Starbucks hadir di tempat yang strategis agar memudahkan konsumen untuk menjangkau gerai Starbucks,” ujarnya dalam acara itu.
Eko mengatakan, kehadiran gerai kopi sebagai industri hilir kopi akan membantu penyerapan hasil petani kopi. Semakin besar hasil petani terserap, menurut dia, akan memengaruhi kesejahteraan petani dan berdampak terhadap penurunan angka kemiskinan perdesaan.
Adapun Direktur Jenderal Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono menyebutkan, gerai kopi menyerap kopi Indonesia dan memberi nilai tambah atas produk kopi. Bertambahnya gerai kopi akan membantu penyerapan produk kopi dan konsumsi kopi di Indonesia seiring dengan pertumbuhan kelas menengah dan perubahan gaya hidup masyarakat Indonesia.
Achmad menambahkan, pembangunan di sektor industri makanan dan minuman di Indonesia menjanjikan karena Indonesia termasuk negara utama penghasil komoditas makanan dan minuman, termasuk teh, cokelat, dan kopi.
Indonesia dikenal sebagai negara penghasil kopi terbesar keempat di dunia. Akan tetapi, menurut Achmad, konsumsi kopi di Indonesia masih rendah, yakni rata-rata 1,1 kilogram per kapita per tahun. Adapun negara pengimpor kopi, misalnya, Amerika Serikat rata-rata konsumsi kopi mencapai 4,3 kilogram per tahun dan Jepang rata-rata 3,4 kilogram per tahun.
Mewakili Menteri Pariwisata, Tenaga Ahli Bidang Pemasaran dan Kerja Sama Pariwisata Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengajak Starbucks bersama-sama mempromosikan Indonesia melalui co-branding Starbucks dan Wonderful Indonesia. Menurut Pitana, kedua merek, Starbucks dan Wonderful Indonesia, jikalau bergabung, akan menghasilkan kekuatan promosi yang besar.