Sebagian Siswa di Wilayah Terdampak Tsunami Belum Masuk Sekolah
Oleh
DWI BAYU RADIUS/PRAYOGI DWI SULISTYO/HARRY SUSILO
·3 menit baca
PANDEGLANG, KOMPAS – Sebagian pelajar sekolah dasar di Desa Teluk, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten mulai mengikuti kegiatan belajar mengajar pascatsunami. Namun, masih banyak siswa yang belum masuk karena masih mengungsi dan tak memiliki seragam.
Endang, guru Sekolah Dasar (SD) Negeri 2 Teluk, mengatakan, hanya sekitar 100 siswanya yang masuk sekolah, Kamis (10/1/2019). Murid SD Negeri 2 Teluk berjumlah 407 anak. Para murid seharusnya sudah masuk sejak Senin (7/1/2019) namun sebagian besar dari mereka masih ikut orangtuanya mengungsi.
Tsunami melanda Kabupaten Pandeglang, termasuk Desa Teluk, Sabtu (22/12/2018) malam. Endang mengatakan, sejumlah murid juga absen karena tak memiliki seragam. Rumah mereka diterjang tsunami sehingga perlengkapan sekolahnya kotor, rusak, atau hanyut.
“Banyak juga murid diajak orangtuanya untuk pergi mendapatkan bantuan. Ada bantuan berupa seragam sekolah. Jadi, anak-anak itu ikut untuk mengukur baju,” ujar Endang. Selain itu, menurut Endang, jam belajar murid lebih singkat atau pukul 07.00-09.00.
Pemulihan trauma
Endang mengatakan, semua muridnya selamat dari tsunami. Aktivitas sekolah itu diharapkan kembali normal mulai pekan depan. “Biasanya, murid-murid belajar hingga pukul 12.00. Tapi, mereka belum belajar seperti biasa karena mengikuti pemulihan trauma,” ucap Endang.
Berdasarkan pengamatan, murid-murid mengikuti pemulihan trauma di kelas 2 dan 3 dengan sekat yang sudah dilepas. Mereka bernyanyi bersama Aliansi Mahasiswa Bidik Misi Nasional. Selain itu, murid-murid menerima susu kemasan dan makanan ringan.
Mereka tampak semangat menjawab pertanyaan. Seragam yang mereka kenakan tidak sama seperti putih dan merah, batik, bahkan baju olahraga. Sebagian murid lain mengenakan baju bebas. Setelah mengikuti pemulihan trauma, murid-murid itu pulang.
Guru SD Negeri 2 Teluk, Sukarta mengatakan, sebagian muridnya mengungsi hingga Kabupaten Brebes (Jawa Tengah), Kabupaten Cirebon (Jawa Barat), dan Jakarta. “Kalau guru, semuanya sudah masuk sejak Senin lalu. Guru di SD Negeri 2 Teluk berjumlah 17 orang,” ucapnya.
Anggota Aliansi Mahasiswa Bidik Misi Nasional Siti Sarah (22) mengatakan, dia melakukan pemulihan trauma di SD Negeri 2 Teluk bersama empat rekannya. Mereka adalah mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang, Banten dan Universitas Padjadjaran Bandung, Jawa Barat.
“Kami mendapatkan informasi dari kawan yang tinggal di Kecamatan Labuan. Karena itu, kami mengadakan pemulihan trauma di SD Negeri 2 Teluk,” ujarnya. Selain menghibur para murid, Aliansi Mahasiswa Bidik Misi Nasional memberikan 40 paket buku, pensil, dan penghapus.
Selain siswa SD, sebagian siswa SMP juga belum masuk sekolah karena tidak memiliki seragam akibat rumah orangtua mereka diterjang tsunami. Bardo (15), siswa SMPN 2 Labuan, mengaku belum masuk sekolah karena tak ada seragam. Buku dan seragamnya hanyut terbawa gelombang tsunami yang menghancurkan rumah orangtuanya di Kampung Citajur, Desa Sukarame, Kecamatan Carita, Pandeglang.