BEKASI, KOMPAS – Memasuki hari keenam pembersihan Kali Pisang Batu, Kecamatan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, sampah mulai berkurang. Pemerintah Kabupaten Bekasi menargetkan pengangkutan sampah tuntas pada Sabtu mendatang.
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi Dodi Agus Suprianto di Bekasi, Kamis (10/1/2018), mengatakan, sampah yang telah diangkut sejak Sabtu pekan lalu mencapai 1.500 ton. Volume sampah yang menumpuk di Kali Pisang Batu pun berkurang hampir 50 persen.
Pada Kamis siang, hamparan sampah memang tampak berkurang sekitar 500 meter. Sebelumnya, sampah yang didominasi plastik membentang sepanjang 1,5 kilometer melewati Desa Pahlawan Setia, Setia Mulya, dan Setia Asih, Kecamatan Tarumajaya. Sisa sampah masih menumpuk ratusan meter ke arah Teluk Jakarta.
Pada bagian yang telah dibersihkan, air sungai tampak mengalir. Meskipun warnanya masih hitam pekat dan menguarkan bau busuk.
Sisa-sisa pengangkutan sampah berceceran di pinggir sungai. Air lindi memenuhi jalur truk hingga membuat jalan becek dan berlumpur.
Dodi mengatakan, pengurangan tersebut sejalan dengan penambahan satu alat berat. Mulai hari ini, terdapat tiga alat berat yang mengangkut sampah. Ketiganya beroperasi selama sembilan jam, yaitu pada pukul 08.00-17.00.
Selain itu, terdapat 16 truk yang beroperasi pada waktu yang sama. Rohmat (35), sopir truk sampah, mengatakan, dalam sehari ia bisa mengangkut sampah hingga lima kali putaran. Kapasitas maksimum truk adalah dua ton sampah.
Mulai hari ini, terdapat tiga alat berat yang mengangkut sampah. Ketiganya beroperasi selama sembilan jam, yaitu pada pukul 08.00-17.00.
Saali (72), warga Desa Setia Mulya, mengatakan, pengurangan volume sampah di Kali Pisang Batu tidak hanya terjadi karena penambahan alat berat, tetapi juga karena hujan. Menurut dia, warga khawatir hujan yang terjadi pagi tadi mengakibatkan banjir.
Oleh karena itu, mereka yang membendung sungai di Desa Pahlawan Setia, di bagian sungai yang mengarah ke laut, membuka bendungan tersebut. “Jadi, sampah-sampah itu banyak yang mengalir ke laut,” kata Saali.
Ia menambahkan, warga di Desa Pahlawan Setia membendung sungai menggunakan karung berisi tanah untuk mengarahkan aliran air ke sawah. Air sungai tersebut merupakan andalan untuk mengairi sawah.
Koordinasi
Dodi berharap, pengangkutan sampah lekas tuntas. Sebab jika konsentrasi pekerjaan terus menerus ada di Kali Pisang Batu, tumpukan sampah di wilayah lain bisa menjadi masalah yang baru. Pihaknya kekurangan armada pengangkut sampah, dari kebutuhan 325 truk baru ada 104 truk.
“Kami menargetkan, pembersihan selesai pada Sabtu (12/1/2018),” kata Dodi.
Selain itu, pihaknya juga merencanakan penanganan sampah antarwilayah. “Besok, Jumat (11/1/2019), kami akan mengadakan pertemuan dengan Pemerintah Kota Bekasi di kantor Desa Setia Asih,” kata Dodi.
Pelibatan diperlukan karena hulu Kali Pisang Batu berada di perbatasan antara Kota dan Kabupaten Bekasi. Lokasinya berada di Kelurahan Pejuang, Kecamatan Medan Satria, Kota Bekasi.
Di wilayah perbatasan tersebut, sampah juga menumpuk di sepanjang 100 meter aliran sungai. Sampah yang terdiri dari plastik, gabus, kayu, dan sisa makanan itu mengeras hingga manusia bisa berjalan di atasnya. Sampah pun menetap dan tidak mengalir ke arah Kali Pisang Batu diduga karena terdapat jaring penghalang yang dipasang di wilayah Desa Setia Asih, Kabupaten Bekasi.
Lurah Pejuang Isnaini mengatakan, sampah tersebut sudah ada sejak September 2018. Pihaknya telah mengajukan pengangkutan menggunakan alat berat. Namun, pengajuan baru direspons hari ini. Menurut rencana, besok pihak Pemerintah Kota akan mulai menangani sampah tersebut.