Polisi Didesak Tangkap Aktor di Balik Teror Pimpinan KPK
Oleh
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Indonesia Corruption Watch mengecam teror yang mengancam rumah unsur pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi. Mereka mendesak kepolisian segera menemukan dan menindak tokoh intelektual di balik teror yang ditujukan kepada Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif.
”Ini menjadi cobaan pasca-kejadian yang menimpa penyidik Novel Baswedan, yang penanganannya masih berlarut-larut. Kami berharap kepolisian bisa mengusut tuntas, bukan hanya pelakunya, melainkan juga tokoh intelektual di balik kejadian ini,” kata peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Kurnia Ramadhana, saat ditemui di kantor KPK, Jakarta, Kamis (10/1/2019).
ICW menganggap teror itu sebagai teror terhadap gerakan antikorupsi. Mereka mendorong KPK agar tidak berhenti melakukan upaya penegakan hukum terhadap kasus korupsi. ”KPK harus memperketat sistem keamanannya, baik kepada penyidik maupun pegawai,” ucapnya.
Rabu malam lalu, Wadah Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi mengecam teror yang dialami dua dari lima unsur pimpinan mereka. Teror itu menjadi kejadian kesembilan yang tercatat pernah dialami pegawai hingga unsur pimpinan KPK. Situasi itu juga dinilai melemahkan upaya KPK, yang tahun lalu membuat rekor dalam mengadakan operasi tangkap tangan.
”Tahun ini, kami sepakat menindak hingga 200 kasus korupsi. Pada 2018, KPK berhasil melakukan 30 OTT (operasi tangkap tangan) yang merupakan sebuah prestasi. Tetapi, belum genap seminggu kerja, kami sudah mengalami teror yang berupaya menciutkan nyali kami,” ujar Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo Harahap.
”Tetapi, dengan adanya kasus ini, justru makin memperteguh semangat kami bahwa korupsi harus dibasmi, apa pun risikonya. Hal itu tentu perlu dukungan rakyat Indonesia,” katanya tegas. (ERIKA KURNIA)