KALIANDA, KOMPAS- Pengungsi dari Pulau Sebuku dan Pulau Sebesi sudah seluruhnya meninggalkan Gedung Tenis Indoor Kecamatan Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan, pada Rabu (9/1/2019) pagi. Mereka pulang ke rumah masing-masing menggunakan kapal motor.
Berdasarkan data posko Media Center Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, hari ini sebanyak 127 orang pengungsi yang berada di Gedung Tenis Indoor Kalianda kembali pulang. Mereka adalah rombongan terakhir pengungsi asal dua pulau itu yang kembali pulang
Seperti rombongan pengungsi sebelumnya yang sudah kembali pulang sejak Sabtu (5/1/2019), rombongan ini juga menumpang kendaraan yang sudah disiapkan pemkab dari Gedung Tenis Indoor Kalianda menuju Dermaga Canti di Kecamatan Rajabasa. Dari Dermaga Canti, pemkab juga sudah menyediakan kapal motor untuk memulangkan mereka kembali ke Pulau Sebuku dan Pulau Sebesi.
Dengan demikian, kini sudah tidak ada lagi pengungsi di Gedung Tenis Indoor Kalianda. Tenda-tenda pengungsian pun sudah dibongkar oleh petugas gabungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lampung Selatan. Para petugas juga membersihkan lapangan itu sehingga siap dikembalikan fungsinya sebagai lapangan olahraga.
Rombongan pengungsi terakhir ini juga menandai berakhirnya pemulangan pengungsi dua pulau itu sejak Sabtu. Adapun sebelumnya total pengungsi dari dua pulau itu di Kalianda sebanyak 1.162 orang.
Mereka secara bertahap mulai mengungsi sejak Minggu (23/12/2018) atau sehari setelah tsunami. Lokasi pengungsian dibagi di dua lokasi. Selain Gedung Tenis Indoor Kalianda, sebanyak 90 pengungsi ditempatkan SDN 1 Way Urang, Kecamatan Kalianda.
Adapun seluruh pengungsi di SDN 1 Way Urang sudah kembali pulang sejak Minggu (6/1/2019), karena pada Senin (7/1/2019), sekolah itu sudah kembali digunakan untuk kegiatan belajar mengajar siswa.
Yuli (39) pengungsi Pulau Sebesi bersyukur bisa diberikan tempat mengungsi setelah terjangan tsunami. Ia mengatakan, selama di pengungsian sandang dan pangan tercukupi. Namun ia harus kembali ke rumahnya untuk bersih-bersih rumah dan menyiapkan ladangnya.
“Kami punya kebun jagung. Ini sedang musim hujan, jadi waktu yang bagus untuk menanam,” ujar Yuli ditemui sebelum pulang ke rumahnya.
Hunian sementara
Meski sebagian besar pengungsi Pulau Sebuku dan Pulau Sebesi sudah kembali pulang, masih ada 71 orang pengungsi pulau itu yang tidak ikut pulang.
“Karena rumah mereka hancur diterjang tsunami, jadi mereka memutuskan untuk tinggal di hunian sementara yang ditetapkan pemerintah kabupaten,” ujar Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika yang juga Humas Kabupaten Lampung Selatan Sefri.
Sebanyak 71 orang pengungsi itu akan tinggal di hunian sementara yang terletak di Gedung Wisma Atlet di dekat GOR Way Handak Kalianda. Sefri menjelaskan, mereka akan menetap disana sampai hunian tetap untuk mereka selesai dibangun dan siap digunakan.
“Sejauh ini pemkab sedang menyiapkan lahan seluas 6 hektar di belakang GOR Stadion Jati yang juga masih satu wilayah dengan Wisma Atlet itu. Sedang disiapkan untuk hunian tetap pengungsi Pulau Sebuku dan Pulau Sebesi ini,” ujar Sefri.
Tsunami pada 22 Desember lalu menewaskan satu orang di Pulau Sebuku dan Pulau Sebesi. Adapun enam orang masih hilang. Selain itu tsunami juga merusak total 93 rumah di pulau itu.