JAKARTA, KOMPAS — Ekstrak tanaman sambiloto terbukti bisa menekan kadar gula dalam darah agar tidak menjadi lebih tinggi pada pengidap prediabetes. Ini diharapkan bisa menekan angka prevalensi penyakit diabetes melitus di Indonesia.
Ekstrak sambiloto dapat memperbaiki resistensi insulin atau keadaan tubuh yang tidak dapat merespons hormon yang mengendalikan kadar gula dalam darah. Hal itu dipaparkan dalam disertasi Tri Juli Edi Tarigan berjudul ”Mekanisme Kerja Sambiloto dalam Metabolisme Glukosa pada Subyek Normal dan Prediabetes: Kajian terhadap GLP-1, Insulin Puasa, Insulin 2 Jam Pascabeban, dan HOMA-IR”.
Setelah mempertahankan disertasinya dalam sidang terbuka promosi doktor ilmu kedokteran pada Rabu (9/1/2018), Tri resmi menjadi doktor di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI).
Dalam penelitiannya, Tri memberikan ekstrak sambiloto kepada 38 orang normal dan 35 penderita prediabetes. Orang yang memiliki gula darah normal adalah yang kadar gula darahnya di bawah 100 miligram per desiliter (mg/dL) saat melakukan tes setelah bangun tidur dan kadar gula darah sewaktunya di bawah 140 mg/dL. Adapun prediabetes memiliki kadar gula saat bangun tidur 100-125 mg/dL.
Setelah dilakukan analisis, Tri mendapatkan bahwa ekstrak sambiloto dapat berperan dalam metabolisme glukosa dan resistensi insulin pada kelompok prediabetes. Tri mengatakan, prediabetes dapat disembuhkan dengan merubah gaya hidup seseorang.
"Berdasarkan pengalaman saya, gaya hidup seseorang sulit diubah. Ekstrak sambiloto ini bisa jadi alternatif jika secara berkala dikonsumsi. Ini langkah pencegahan, sebelum berkembang menjadi diabetes melitus yang sulit jadi normal," kata Tri saat ditemui sesudah presentasi.
Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 Kementerian Kesehatan menunjukkan angka prevalensi diabetes melitus adalah 10,9 persen. Angka tersebut sesuai dengan konsensus Perkumpulan Endokrinologi Indonesia 2015 pada penduduk usia di atas 15 tahun.
Ekstrak sambiloto dapat berperan dalam metabolisme glukosa dan resistensi insulin pada kelompok prediabetes
Melihat angka tersebut, Tri mengatakan, sebaiknya masyarakat memeriksakan kadar gula secara rutin tanpa menunggu adanya keluhan. Jika ada keluhan, kata Tri, hal itu mengindikasikan diabetesnya sudah berlangsung lama.
"Prediabetes masih bisa menjadi normal kadar gula darahnya. Untuk itu segera dideteksi," kata Tri.
Guru Besar Tetap Ilmu Farmasi FK UI, Erni Hernawati Purwaningsih, selaku ko-promotor, mengatakan, penelitian tanaman sebagai obat perlu diperbanyak. Hal itu dianggap sebagai salah satu upaya untuk memanfaatkan kekayaan hayati yang ada di Indonesia sebagai pengobatan.
”Penelitian ini mengangkat potensi tanaman di Indonesia. Ini menunjukkan pembuktian ilmiah dari tanaman sambiloto,” kata Erni. (SUCIPTO)