Bangun Kota Cerdas dengan Landasan Pembangunan Manusia
Oleh
Kurnia Yunita Rahayu
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan manusia merupakan salah satu kunci untuk mengimplementasikan konsep kota cerdas. Masyarakat dan aparatur sipil negara yang berintegritas dinilai lebih mampu berinovasi demi kesejahteraan rakyat.
Wali Kota Padang Panjang Fadly Amran dalam diskusi Indeks Kota Cerdas Indonesia (IKCI) 2018 di Gedung Kompas Gramedia, Jakarta, Rabu (9/1/2019), mengatakan, implementasi konsep kota cerdas dapat dimulai dengan membangun manusia. Kualitas manusia merupakan faktor utama dalam pembangunan kota yang mampu menyejahterakan masyarakat.
Oleh karena itu, dalam lima tahun ke depan, pembangunan sektor pendidikan diprioritaskan. ”Sebagai kota pendidikan, kami akan meningkatkan mutu pendidikan dengan berbagai metode terbaru,” ujarnya.
Di samping meningkatkan mutu, lanjut Fadly, pihaknya juga berupaya membuka akses pendidikan kepada seluruh masyarakat. Selama beberapa tahun belakangan, Pemerintah Kota Padang Panjang, Sumatera Barat, memberikan beasiswa juara, baik untuk guru maupun siswa. Beasiswa tersebut terintegrasi dengan sistem informasi dalam jaringan.
Fadly menambahkan, fokus pembangunan manusia juga perlu diarahkan pada aparatur pemerintah. Ia berkomitmen mereformasi birokrasi untuk memperbaiki layanan publik. Sistem seleksi dan penempatan pegawai negeri sipil pun dilakukan secara transparan.
”Jika seluruh aparatur berintegritas dan bersih dari korupsi, inovasi itu merupakan keniscayaan,” kata Fadly.
Jika seluruh aparatur berintegritas dan bersih dari korupsi, inovasi itu merupakan keniscayaan.
Selain itu, lima tahun ke depan infrastruktur kota cerdas juga akan dilengkapi. Dengan begitu, ia berharap, segala inovasi untuk menyejahterakan masyarakat tidak terhambat.
Kota kecil
Dalam IKCI 2018, Kota Padang Panjang menduduki posisi pertama pada kategori kota kecil atau kota berpenduduk 50.000-100.000 jiwa. Kota ini meraih skor 55,4 dengan sumbangan skor terbanyak dari aspek masyarakat, yaitu 14,2. Skor besar juga didapat dari aspek kualitas hidup, yaitu 9,76.
Pada aspek lingkungan, wilayah yang dikenal sebagai kota pelintasan ini mendapatkan skor 7,88. Untuk aspek ekonomi, pemerintahan, dan mobilitas, Padang Panjang masing-masing memperoleh skor 6,02; 5,73; dan 5,67. Para pakar pun memberikan skor 5,86 untuk kota ini.
Perolehan skor per aspek itu berjarak signifikan dengan kota lain di peringkat berikutnya. Adapun kota yang menjadi saingan Padang Panjang adalah Sungai Penuh di posisi kedua dan Solok di posisi ketiga.
Kota Padang Panjang dinilai serius dalam membangun kota cerdas karena mampu memanfaatkan jaringan teknologi telekomunikasi. Bukan hanya untuk mendorong peningkatan layanan publik, tetapi juga inklusivitas sosial.
Kota Padang Panjang dinilai serius dalam membangun kota cerdas karena mampu memanfaatkan jaringan teknologi telekomunikasi.
Untuk mengoptimalkan teknologi, kota ini bekerja sama dengan sejumlah institusi guna mengembangkan program kota cerdas. Bahkan implementasi program tersebut juga telah didampingi pemerintah pusat.
”Peluang bagi kami sebagai kota kecil untuk berinovasi itu lebih besar sebab setiap perubahan kecil yang dilakukan akan terlihat,” ucap Fadly.
General Manager Penelitian dan Pengembangan Harian Kompas F Harianto Santoso mengatakan, kepala daerah berperan signifikan dalam mewujudkan kota cerdas. Sebagai chief executive officer (CEO) kota, wali kota tidak sekadar membawa kota menjadi semakin modern, tetapi juga harus semakin menyejahterakan masyarakat.