Pompa Belum Optimal, Sejumlah Titik di Semarang Utara Rawan Genangan
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Meskipun pompa berkapasitas besar sudah terpasang di Pintu Kali Sringin, beberapa titik di Jalan Kaligawe Raya, Kota Semarang, Jawa Tengah, masih rawan tergenang. Sejumlah solusi terus dicari guna mengatasi hal itu, seiring tuntasnya normalisasi Kanal Timur.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana Tesar Hidayat, Selasa (8/1/2019), mengatakan, pada sistem Kali Sringin, lima pompa sudah beroperasi, masing-masing berkapasitas 2 meter kubik per detik.
Namun, di sejumlah titik, antara lain di sekitar Polsek Genuk, masih rawan tergenang saat hujan deras. ”Itu antara lain karena elevasi jalan rendah serta terkait saluran jalan. Kami berkoordinasi dengan instansi terkait. Ditargetkan pada Juli 2019, sudah tidak ada permasalahan lagi,” kata Tesar.
Sementara pada sistem Kali Tenggang, lanjut Tesar, enam pompa, masing-masing berkapasitas 2 meter kubik per detik, sudah terpasang. Namun, masih menunggu tiga mesin yang baru akan tiba 20 Januari 2019. Selain itu juga akan dicari titik-titik yang masih tergenang meski pompa sudah beroperasi.
Adapun proyek pengendalian banjir dan rob di Kota Semarang itu terkait dengan normalisasi Kanal Timur. ”Saat ini, tanggul Kanal Timur sudah 90 persen, sedangkan dinding luar baru 70 persen. Kanal Timur penting karena air dari kolam retensi di Rusun Kaligawe (sistem Kali Tenggang) akan dibuang ke Kanal Timur,” ujarnya.
Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi mengatakan, pihaknya berharap pengerjaan proyek penanganan banjir di Kota Semarang sesuai rencana. Dengan demikian, permasalahan genangan seperti di Jalan Raya Kaligawe dapat teratasi karena selama ini kerap menimbulkan kemacetan.
Hendrar menambahkan, pihaknya bersinergi, termasuk dengan BBWS Pemali Juana. ”Semua sedang bekerja memprioritaskan penanganan rob dan banjir di Kota Semarang. Khusus normalisasi Kanal Timur, saya berharap ada percepatan pengerjaan,” kata Hendrar.
Proyek Pengendalian Banjir dan Rob Kota Semarang meliputi Pintu Kali Sringin dan Kali Tenggang, pembuatan tanggul laut untuk mencegah rob sepanjang 2.170 meter, perbaikan parapet kali, perbaikan tanggul drainase di Jalan Kaligawe, dan dua kolam retensi di Banjardowo dan Rusun Kaligawe.
Arus tersendat
Abdurrohman (58), warga Trimulyo, Genuk, Kota Semarang, menuturkan, genangan di Jalan Kaligawe Raya masih kerap terjadi saat hujan deras turun. Genangan itu membuat sejumlah kendaraan yang melintas di jalur pantura, termasuk bus dan truk, melaju lambat, yang mengakibatkan arus tersendat.
Ia pun berharap, penanganan banjir dan rob di Semarang segera rampung, agar aksesibilitas warga kembali normal. ”Di beberapa titik, genangan bisa mencapai 40 sentimeter (cm). Kami khawatir hujan turun berhari-hari karena membuat air semakin lama surut. Mudah-mudahan segera teratasi,” katanya.
Berdasarkan pantauan, Selasa siang, tidak ada genangan di jalur pantura di wilayah Genuk, Semarang. Cuaca terik dua hari sebelumnya ikut memengaruhi. Namun, rumah pompa Kali Sringin tetap bersiaga. Sejumlah petugas mengecek kondisi pompa, seraya melanjutkan pembangunan konstruksi bangunan.
Sementara itu, di Pekalongan, Jateng, BBWS Pemali Juana juga tengah membangun tanggul sepanjang 8,4 km guna menahan rob. Nantinya, air sungai dipompa dan disalurkan ke laut, sedangkan rob akan ditahan oleh tembok besar. Saat ini, kemajuan proyek tersebut sekitar 60 persen.
Tesar menuturkan, pembangunan tanggul rob meliputi wilayah Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan. ”Untuk wilayah kota sudah selesai, sedangkan kabupaten masih kurang 2 km. Salah satu kendala, masih ada sebagian lahan yang dipermasalahkan warga. Kami upayakan segera rampung,” katanya.