Pasar Malam yang Dirindukan di Tengah Hiruk Pikuk Jakarta
JAKARTA, KOMPAS — Pasar malam sebagai hiburan rakyat tak lagi banyak ditemukan. Hanya pada waktu tertentu hiburan itu muncul. Namun, warga yang menanti kehadirannya tak pernah surut meskipun wahana permainan yang disajikan jauh tertinggal dibandingkan dengan wahana permainan modern.
Pasar Malam Festival yang digelar di areal parkir Tamini Square, Jakarta Timur, ini contohnya, masih menjadi magnet bagi warga yang ingin menikmati hiburan ataupun yang ingin menghabiskan waktu bersama keluarga. Pasar malam itu telah digelar sejak 21 Desember 2018 dan akan berakhir pada 27 Januari 2019.
Wahana yang disajikan di pasar malam itu di antaranya ombak banyu dan ayunan yang menyerupai wahana permainan kora-kora di Dunia Fantasi, Ancol Taman Impian.
”Butuh hiburan kayak gini memang. Lumayan buat meredam penat dari kerjaan di kantor dan situasi politik sekarang yang lagi panas,” ungkap salah satu pengunjung Pasar Malam Festival, Yosep (36), seusai turun dari wahana permainan ombak banyu, Senin (7/1/2019).
Biasanya jika sedang membutuhkan hiburan, Yosep mengaku akan menonton film di bioskop dan kadang kala berkumpul dengan teman-temannya. Namun, saat ada hiburan rakyat, Yosep pun tak segan-segan untuk mengunjunginya.
Seperti pada Minggu malam kemarin, Yosep yang sedang dalam perjalanan pulang dari tempat kerjanya di daerah Jakarta Barat itu menyempatkan mampir ke Pasar Malam Festival di Tamini Square untuk menjajal wahana ombak banyu. Ia mengaku saat kecil menyukai permainan itu karena menguji adrenalin.
Butuh hiburan kayak gini, lumayan buat meredam penat dari kerjaan di kantor dan situasi politik sekarang yang lagi panas.
Tak sedikit pengunjung menikmati wahana ombak banyu ini. Wahana itu pada mulanya berputar pelan, kemudian berputar semakin kencang hingga memacu denyut jantung. Bukannya merasa ketakutan, sejumlah pengunjung malah menikmati sensasi dari wahana itu. Ketegangan yang dirasakan itu dilepaskan dengan berteriak sekencang-kencangnya.
”Sport jantung rasanya, tapi seru,” kata Fina (21) yang baru pertama kali merasakan permainan ombak banyu.
Beberapa permainan di pasar malam itu tidak sepenuhnya dikendalikan mesin, tetapi dibantu juga oleh tenaga manusia. Ombak banyu, contohnya, dioperasikan dengan cara didorong sambil diayun dengan menggunakan tenaga manusia. Kora-kora pun dioperasikan dengan cara menggenjot tuas pengayunnya dengan menggunakan tangan.
Dari beberapa jenis permainan yang disediakan, ombak banyu adalah wahana permainan yang paling diminati pengunjung. Dibutuhkan empat hingga lima orang untuk mengoperasikan wahana itu jika ada banyak pengunjung yang menaikinya.
Selain itu, ada Mega (43), pengunjung yang datang bersama suami dan ketiga anaknya. Ia mengatakan sudah belasan tahun yang lalu merasakan wahana ombak banyu. Tak ingin melewatkan permainan rakyat yang sudah jarang ditemuinya itu, Mega pun mengajak anak-anaknya mencoba wahana itu.
”Daripada main Funworld (tempat hiburan anak-anak yang biasanya dijumpai di pusat perbelanjaan) terus, jadi saya ajak ke sini aja,” ujar Mega yang tersenyum saat anaknya naik ke permainan ombak banyu di Pasar Malam Festival Tamini Square itu.
Raut wajah Mega dan suaminya terlihat senang mengingat dulu saat pacaran permainan ombak banyu yang dipilih. Sekarang, kedua anaknya juga masih sempat merasakan permainan rakyat yang sudah sejak lama ada.
Selain menyediakan wahana permainan, pasar malam yang dioperasikan oleh Pasar Malam Karya Pasundan itu juga menyediakan kedai-kedai yang menjual makanan dan minuman. Pengunjung pun tak hanya bisa menikmati wahana permainan, tetapi juga bisa menyantap makanan di pasar malam itu.
Saat akhir pekan, pengunjung yang datang ke pasar malam ini akan lebih banyak dibandingkan dengan hari biasa. Pada akhir pekan, tiket wahana permainan yang terjual di Pasar Malam Festival itu bisa mencapai 500 lembar.
Tiket untuk menaiki wahana ombak banyu, bianglala, kora-kora, ontang-anting, kincir, dan kereta besar itu masing-masing dijual Rp 10.000 per orang. Sementara tiket masuk wahana trampolin dan istana balon masing-masing seharga Rp 15.000 per orang.
”Kalau ramai, tiket yang harga Rp 15.000 bisa terjual dua bundel atau totalnya Rp 3 juta,” kata Sarifudin (25), salah satu kasir tiket Pasar Malam Festival.
(E16/FRANSISCA NATALIA ANGRRAENI)