JAKARTA, KOMPAS - Kebocoran pipa saluran air masih terjadi di Jalan Kiai Haji Abdullah Syafei, Tebet, Jakarta Selatan, tepat sebelum SMP Negeri 115, Selasa (8/1/2019). Kebocoran itu muncul di tengah upaya perbaikan kebocoran pipa air baku milik Perusahaan Umum Jasa Tirta II.
Sebelumnya, Selasa (27/11/2018), terjadi antrean panjang kendaraan dari arah Kampung Melayu karena proyek perbaikan pipa air baku Perusahaan Umum Jasa Tirta II yang bocor hingga menggenangi jalan di sekitarnya.
Selasa (8/1/2019), tiga orang pekerja terlihat sibuk dengan pekerjaannya di lokasi proyek. Seorang pekerja berada di dalam lubang galian sedalam 1,5 meter dengan lebar 3 meter. Ia mengecek pipa saluran air dan menyumbat pipa yang bocor dengan menggunakan cairan perekat yang disemprotkan dari mesin injeksi.
Dua orang lain berada di atas galian. Satu orang memastikan genangan air di dalam galian tersedot oleh mesin untuk dialirkan ke badan jalan melalui selang berukuran besar. Seorang lainnya mengecek mesin injeksi.
Anto (27), pekerja proyek, mengatakan, kebocoran yang terjadi sebelumnya telah diperbaiki. Sambungan pipa yang kurang kencang telah dibetulkan. Akan tetapi, muncul kebocoran baru pada pipa yang ada di dalam galian. Baru satu titik kebocoran yang berhasil ditemukan. Kemungkinan masih ada kebocoran lainnya.
"Kebocoran sudah berhenti, tiba-tiba muncul air lagi dari dalam (galian). Saya masih memeriksa, mungkin saja ada kebocoran lain lagi," ucap Anto. Bersama pekerja lain, sudah sekitar dua minggu mereka bekerja memperbaiki kebocoran itu.
Kendala
Eksavator dikerahkan untuk penggalian area kebocoran pipa. Penggalian dilakukan dengan hati-hati karena dua pohon besar tumbuh di sekitar lokasi tersebut. Akar pohon tumbuh menjalar berdekatan dengan pipa di dalam galian.
Anto menyebutkan, menemukan titik kebocoran merupakan salah satu kendala dalam pengerjaan. Butuh waktu sampai dua hari untuk menemukan aliran kebocoran. Selain itu, penggalian tidak dilakukan sampai pada pipa besar yang berbentuk bulat karena riskan patah dan rusak.
"Pipa besar ada pada kedalaman empat meter. Getaran dari kendaraan besar yang melintas di lokasi itu dapat menyebabkan pipa patah. Untuk meminimalisir patahnya pipa besar, penggalian hanya pada titik yang bocor," kata Anto.
Setelah menemukan titik yang bocor, pekerja akan memasang pipa paralon. Pipa paralon diikat dengan tali dari ban dalam bekas pakai dan menjadi saluran untuk cairan perekat yang akan disemprotkan dari mesin injeksi. Pipa paralon yang diikat berfungsi mencegah air bercampur dengan cairan perekat.
Sering terjadi
Selasa sore, arus lalu lintas di lokasi proyek ramai lancar. Terdapat sedikit genangan air sekitar dua sentimeter di sisi kiri jalan di depan SMP 115, dekat halte dan jembatan penyebrangan orang.
Feri (30), penjual di sekitar lokasi, mengatakan, kebocoran pipa sudah terjadi berulang-ulang. Kebocoran parah terjadi pada November 2018. Akibat kebocoran itu, terjadi genangan air dan antrean kendaraan yang mengular. "Aneh juga, dari dulu selalu terjadi (kebocoran) di situ," ucap Feri.
Endang Kusmadi (40), Satpam, menyebutkan, sudah sekitar sebulan proyek perbaikan kebocoran dikerjakan. Pekerjaan dilakukan dari pagi sampai sore hari.
"Dulu pernah ada orang dari perusahaan air minum mengenakan baju putih mengecek pekerjaan itu. Bingung juga sampai sekarang belum selesai dikerjakan," kata Endang. (FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY)