Tokoh Masyarakat dan Budayawan Hadiri ”Dhaup Ageng” Kadipaten Pakualaman
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·2 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS — Tokoh masyarakat dan budayawan turut menghadiri acara resepsi dhaup ageng atau pernikahan agung Kadipaten Pakualaman, Yogyakarta, Minggu (6/1/2019). Peristiwa itu menjadi perhelatan budaya agung yang tak bisa terlewatkan.
Dalam dhaup ageng itu, kedua mempelai adalah Bendoro Pangeran Haryo (BPH) Kusumo Bimantoro dan Maya Lakshita Noorya. BPH Kusumo Bimantoro merupakan putra pertama dari Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Aryo (KGPAA) Paku Alam X yang menjadi pemimpin di Kadipaten Pakualaman sekaligus menjabat Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta.
Budayawan ternama yang hadir dalam acara pahargyan atau resepsi pada hari kedua itu antara lain Djaduk Ferianto (musisi), Djoko Pekik (pelukis), Yati Pesek (seniman), dan Sundari Soekotjo (musisi).
”Saya sangat berbahagia karena pelaku seni dan pelaku budaya diundang. Kita sama-sama merayakan peristiwa yang sudah langka. Saya lebih cenderung melihat ini sebagai peristiwa kebudayaan. Hajatan pernikahan ini menjadi puncak peristiwa kebudayaaan, merayakan kegembiraan,” kata Djaduk.
Djaduk mengungkapkan, kelangkaan yang dihadirkan dalam perhelatan budaya tersebut ditunjukkan dengan ditampilkannya Beksan Lawung Alit, yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwono I. Sebab, biasanya, tarian yang disajikan dalam acara semacam itu adalah Beksan Lawung Ageng.
Penari dari Beksan Lawung Alit terdiri dari delapan laki-laki dengan gaya tari madya. Gaya tersebut menunjukkan gerak yang halus dan gagah. Lawung atau tombak menjadi properti yang digunakan dalam tarian itu. Semula, tarian itu dilakukan untuk mengelabuhi tentara Belanda atas kegiatan militer yang dilakukan di Keraton Ngayogyakarta. Tarian itu ingin menunjukkan kekuatan tetap ada meski di bawah tekanan pemerintah kolonial Belanda.
Selain budayawan, Wakil Presiden ke-11 Boediono juga menghadiri acara tersebut. Ia datang sekitar pukul 18.50 bersama istrinya, Herawati. Ia berada di sana hanya sekitar enam menit.
Begitu datang, Boediono bersama istri langsung dipersilakan menyalami kedua mempelai dan keluarga mereka di Bangsal Sewatama. Setelah itu, mereka langsung berjalan keluar dari tempat itu.
”Saya sangat mengapresiasi acara ini. Dalam acara ini, budaya Yogyakarta sangat kelihatan. Semoga sukses dan bahagia bagi kedua mempelai dan bisa memberikan kontribusi bagi bangsa kita. Selamat kepada kedua mempelai,” kata Boediono.