JAKARTA, KOMPAS — Upaya pemulihan kawasan wisata Tanjung Lesung, Kabupaten Pandeglang, Banten, terus dilakukan. Tiga aspek yang menjadi perhatian serius adalah pemulihan sumber daya manusia, kemudahan akses, dan promosi. Langkah ini dilakukan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan yang kini lesu setelah bencana tsunami Selat Sunda akhir tahun 2018.
Informasi yang dihimpun dari Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Provinsi Banten, dua pekan terakhir, tingkat okupansi sejumlah hotel di sekitar kawasan wisata Tanjung Lesung nol persen. Ketua PHRI Banten Ahmad Sari Alam mengatakan, tsunami pada 22 Desember 2018 lalu berdampak pada tingkat hunian semua hotel kawasan itu.
Ada sekitar 4.000 kamar hotel yang tingkat huniannya nol persen. Karena kenyataan ini, pengelola hotel berpotensi mengalami kerugian ratusan miliar rupiah.
”Hotel-hotel yang tidak terkena tsunami, seperti hotel di daerah Carita dan Anyer, ikut terdampak. Hotel-hotel itu terus beroperasi, tetapi tidak ada pengunjung yang datang. Mereka harus tetap membayar karyawan, tagihan listrik, air, dan sebagainya, padahal tidak ada pemasukan sama sekali,” ujar Ahmad, Senin (7/1/2018).
Ahmad berharap proses pemulihan pascabencana ini bisa diselesaikan lebih cepat. Ia khawatir kerugian yang harus ditanggung pihak hotel menjadi semakin banyak. Lebih lagi, kondisi ini dinilai Ahmad berpotensi membuat pihak hotel merumahkan karyawannya.
”Nasib karyawan, nelayan yang biasa menyetor ikan, peternak yang menjual daging dan telur, semuanya tidak bisa mendapatkan penghasilan kalau kondisinya seperti ini terus,” kata Ahmad.
Menurut Ahmad, Senin pagi, sejumlah pengelola hotel dan pengusaha di kawasan wisata Tanjung Lesung mendatangi kantor DPRD Banten. Mereka mendesak pemerintah daerah ikut membantu promosi hotel di sana. Ahmad memandang promosi dan pemasaran yang gencar perlu dilakukan untuk kembali menarik minat wisatawan.
Menurut Ahmad, membangkitkan kembali kepercayaan wisatawan datang ke Tanjung Lesung bukan hal mudah. Namun, ia yakin situasi akan segera membaik jika seluruh pemangku kepentingan dapat bersinergi.
Kawasan wisata Tanjung Lesung merupakan satu dari sepuluh destinasi pariwisata prioritas Kementerian Pariwisata. Ketua Tim Percepatan Pembangunan Destinasi Pariwisata Prioritas Kementerian Pariwisata Hiramsyah Sambudhy Thaib menjelaskan, saat ini pemerintah fokus pada pemulihan kawasan wisata Tanjung Lesung pada tiga aspek tersebut.
Hiramsyah merinci pemulihan dimulai dari pemulihan kondisi psikologis sumber daya manusia yang terdiri dari karyawan, masyarakat, dan pelaku industri. Hal ini penting untuk menghapuskan stigma buruk akibat bencana yang menimpa mereka sehingga ke depan mereka bisa beraktivitas dengan tenang tanpa rasa khawatir.
Setelah itu pemulihan aksesibilitas, seperti jalan, listrik, dan jaringan telekomunikasi. Dengan demikian, akses menuju tempat wisata bisa pulih seperti sedia kala. Kemudahan akses diperlukan untuk menarik wisatawan.
Adapun aspek terakhir adalah promosi wisata. Hiramsyah mengatakan, promosi wisata yang beberapa waktu sempat diberhentikan sementara akan dimulai lagi. Dengan begitu, wisatawan bisa mendapatkan pengetahuan bahwa lokasi wisata sudah aman. ”Jika belajar dari kasus bencana di daerah lain, proses pemulihan pascabencana membutuhkan waktu tiga hingga enam bulan,” ujar Hiramsyah. (KRISTI DWI UTAMI)