Pembunuh di Apartemen Green Pramuka Teman Dekat Korban
Oleh
Andy Riza Hidayat
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Nurhayati (36), korban pembunuhan di lorong lantai 16 Menara Chrysant Apartemen Green Pramuka City Tower, Jakarta Pusat, dikenal berteman dekat dengan pelaku. Informasi yang dihimpun dari warga, korban sering terlibat cekcok dengan pelaku yang berinisial HP (26).
Neneng (50), pedagang ketoprak di samping Apartemen Tower Chrysant Green Pramuka City, mengatakan, korban cukup dikenal karena sering menikmati makanannya. Saat makan di tempatnya Neneng, ia biasa ditemani pelaku.
”Orangnya cakep, badannya juga berisi, mereka sering makan di sini. Tetapi, sering berantem, mungkin yang cowok cemburu kali karena dia (Nurhayati) juga sering jalan dengan laki-laki hitam, seperti orang negro,” kata perempuan asal Sunda, Jawa Barat, itu, Senin (7/1/2019).
Nurhayati merupakan penghuni apartemen lantai 16 Tower Chrysant, yang dibunuh HP pada Sabtu (5/1/2019) malam. Aparat Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat berhasil menangkap HP kurang dari 24 jam setelah kejadian, di rumah saudaranya di Klender, Jakarta Timur, Minggu pukul 14.00.
Dari hasil penyidikan polisi, Kepala Satuan Reskrim Kepolisian Resor Metro Jakarta Pusat Ajun Komisaris Besar Tahan Marpaung mengatakan, HP yang kini berstatus tersangka itu membunuh Nurhayati lantaran sakit hati dengan korban yang pernah meludah di hadapannya. Tersangka sebelum membunuh sempat terlibat cekcok dengan korban (Kompas, 7/1/2019).
Dedi (25), penghuni lantai tiga Menara Chrysant, mengatakan, Sabtu sekitar pukul 09.00, saat ia bersama temannya akan mengakses lift bagian belakang menuju penginapannya di lantai tiga, mereka berpapasan di lobi dengan sejumlah petugas keamanan yang tengah menggotong korban untuk dibawa ke rumah sakit. Saat itu, bagian perut dan pinggul korban yang diketahui berambut pirang itu berlumur darah.
”Saya lihat ada luka di bagian ketiak dan paha. Dari perutnya juga banyak keluar darah, ada banyak luka,” ucap lelaki asal Ambon, Maluku, itu.
Kurang pengawasan
Warga lain, penghuni lantai 11, yang tak mau menyebutkan nama, mengatakan, kejadian pertengkaran antarpasangan di apartemen itu sering terjadi. Bahkan, katanya, satu tahun lalu, ada seorang lelaki yang tewas akibat melompat dari lantai sembilan salah satu menara yang tepat berada di sebelah kiri Menara Chrysant karena terlibat pertengkaran dengan pacarnya. ”Mungkin pengawasan kurang, makanya banyak yang kumpul kebo,” kata perempuan berusia 38 tahun asal Jakarta itu.
Hal senada dikatakan Neneng yang sudah empat tahun berjualan di sekitar apartemen itu. ”Di sini banyak setan (kumpul kebo),” ucap perempuan yang berdomisili di Johar Baru, Jakarta Pusat.
Head Of Communication Apartemen Green Pramuka City Lusida Sinaga, saat dihubungi terpisah, mengatakan, pengelola berupaya maksimal menjaga keamanan penghuni apartemen dengan menyiagakan petugas keamanan untuk berjaga selama 24 jam. Pihaknya juga memasang CCTV di tempat-tempat strategis, seperti lorong ataupun lift, sehingga setiap aktivitas yang mencurigakan selalu terpantau petugas keamanan.
”Kami juga menyediakan kartu akses ke lantai konsumen masing-masing. Jadi, pihak yang tidak punya kepentingan tidak bisa masuk kalau tidak punya kartu akses,” ujarnya.
Namun, selama ini, para pemilik yang menyewakan apartemen itu tidak semua menyerahkan basis data berupa identitas dan jumlah penyewa kepada pihak pengelola. Hal itu yang sering kali menyulitkan pihak pengelola untuk mengetahui latar belakang dan identitas para penyewa.
Lusida menambahkan, tersangka HP yang merupakan mantan petugas pengamanan Green Pramuka City bekerja sejak 25 September 2017 dan berhenti bekerja pada 29 April 2018. Ia dikeluarkan dari pekerjaannya karena tidak masuk kerja selama lima hari. ”Dia datang kembali itu 10 Mei 2018. Jadi otomatis sudah keluar karena melanggar SOP (standar operasional perusahaan),” kata Lusida.
Menurut Lusida, setelah berhenti bekerja, HP tidak diketahui keberadaannya hingga peristiwa ini terjadi. Saat kejadian ini terungkap, HP diketahui sebelumnya tinggal bersama sepupunya di lantai 27 apartemen itu. Namun, Lusida tidak bisa memastikan jangka waktu HP tinggal di Apartemen itu.
”Kejadiannya bukan di unit, melainkan di lorong lantai 16. Jadi, kami belum tahu bagaimana dia bisa masuk ke lantai 16,” ujarnya. (STEFANUS ATO)