Simulasi Tsunami Digelar di Pantai Pancer Banyuwangi
Oleh
Angger Putranto
·2 menit baca
BANYUWANGI, KOMPAS — Kepolisian Daerah Jawa Timur bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur menggelar simulasi penanganan bencana tsunami di Pantai Mustika, Desa Pancer, Kabupaten Banyuwangi. Pancer merupakan desa paling ujung selatan Banyuwangi.
Pada 1994, Desa Pancer luluh lantak disapu gelombang tsunami akibat gempa di Samudra Hindia. Sedikitnya 200 orang meninggal akibat peristiwa itu.
Sadar akan potensi bencana itu, Polda Jawa Timur bersama BPBD Jawa Timur dan sejumlah pihak terkait menggelar simulasi penanganan bencana tsunami sebagai bagian sosialisasi kepada masyarakat. ”Melalui simulasi ini, kami ingin masyarakat serta sistem penanganan bencana tsunami siap jika harus menghadapi bencana yang sesungguhnya,” ujar Kapolda Jawa Timur Inspektur Jenderal Luky Hermawan.
Dalam simulasi itu dikisahkan gempa yang kuat membuat bangunan roboh dan sejumlah warga tertimpa reruntuhan. Gempa itu juga berpotensi tsunami.
Warga menginformasikan bencana tersebut melalui kentongan yang dipukul berulang-ulang. Penggunaan kentongan bagian dari sistem peringatan dini secara tradisional yang tumbuh dan hidup di masyarakat.
Berbagai satuan juga terlibat dalam upaya penanganan bencana. Unit K9, misalnya, dikerahkan untuk mencari korban yang tertimbun reruntuhan. Sementara Kepolisian Air dan Udara (Polairud) mengevakuasi korban yang hanyut hingga ke tengah laut.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas berterima kasih kepada Polda Jawa Timur yang berinisiatif menggelar simulasi penanganan bencana tsunami itu. Anas berharap upaya ini berhasil menekan jumlah korban jika bencana tsunami terulang.
”Tugas kami sebagai pemerintah saat ini adalah memastikan jalur evakuasi siap. Kami segera memasang rambu-rambu jalur evakuasi dan memperbaiki jalan-jalan yang menjadi jalur evakuasi. Jalur evakuasi yang baik dan jelas juga bisa meminimalkan jumlah korban,” ujarnya.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Timur Suban Wahyudiono mengatakan, dari 38 kota/kabupaten se-Jawa Timur, terdapat 8 kota/kabupaten yang rawan tsunami. ”Kedelapan daerah itu semuanya ada di pesisir pantai selatan mulai dari Banyuwangi hingga Pacitan,” ungkapnya.