SUKABUMI, KOMPAS — Tim SAR gabungan membutuhkan segera bantuan logisitik, khususnya gas tabung, untuk meneruskan proses evakuasi korban bencana longsor di Desa Sirnaresmi, Cisolok, Sukabumi, Jawa Barat. Kebutuhan gas sangat mendesak untuk memasak makanan bagi sukarelawan.
”Kami sangat butuh gas tabung untuk konsumsi 700-800 porsi per hari. Sekarang gas sudah sangat tipis. Mungkin tidak akan cukup sampai sore nanti,” kata salah satu juru masak di dapur umum longsor di Sirnaresmi, Suryadi, Kamis (3/1/2018).
Kamis pukul 09.00, gas tersisa satu tabung. Itu pun isinya tinggal 25 persen. Dengan jumlah itu, pemasak hanya bisa menghasilkan 200-300 porsi makanan. Mereka pun hanya dapat menggunakan dua tungku.
Tim dapur umum memiliki sepuluh tungku. Masing-masing empat tungku untuk memasak nasi dan lauk pauk, serta dua tungku untuk memasak air. Keterbatasan gas memperlambat kinerja juru masak karena harus bergantian memasak bahan tersebut.
Suryadi mengatakan, minimal timnya butuh enam tabung gas dalam waktu dekat. ”Minimal segitu karena sehari bisa lebih dari dua tabung. Sisanya untuk stok. Jaga-jaga kalau kekurangan lagi,” kata Suryadi.
Komandan Resor Militer 061/Surya Kencana Kolonel Mohamad Hasan menuturkan, bahan memasak dan makanan menjadi kebutuhan utama timnya saat ini. Hal itu sangat genting disediakan untuk melanjutkan proses evakuasi.
”Kami harus menjaga kondisi ratusan sukarelawan di sini. Mereka harus tetap bugar agar bisa melanjutkan pencarian korban. Ini menjadi perhatian karena di wilayah bencana ini kondisinya rentan penyakit, apalagi sedang musim hujan,” kata Hasan.
Selain kebutuhan dapur, tim SAR gabungan juga masih menunggu bantuan logisitik yang dijanjikan pada Rabu (2/1/2019) sore, oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Kebutuhan itu meliputi masker, sarung tangan lateks, pompa air alkon, ekskavator kecil, dan ketersediaan obat.
”Untuk masker dan sarung tangan sudah mulai berdatangan meski belum semuanya. Untuk ekskavator kami masih tunggu. Sekarang kami masih gunakan dua ekskavator kecil,” ujar Hasan.
Hari sebelumnya, Kepala BNPB Willem Rampangilei menjanjikan tambahan empat ekskavator kecil untuk membantu pencarian. Menurut dia, ekskavator besar tidak mungkin dipakai karena sulitnya akses menuju lokasi bencana. Untuk itu, minimal terdapat enam ekskavator kecil untuk memaksimalkan pencarian.
Sampai Kamis pukul 10.00, tim SAR gabungan masih terus mencari 20 korban longsor yang belum ditemukan. Sejak pukul 07.00, belum ada korban yang ditemukan. Kondisi hujan masih menghambat pencarian.