SUKABUMI, KOMPAS - Pemerintah melalui Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita memberikan kepastian relokasi korban longsor Dusun Garehong, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, untuk jangka panjang. Relokasi akan tetap memperhatikan mata pencaharian dan kearifan lokal masyarakat adat setempat.
"Yang pasti, yang paling penting nanti ada relokasi perumahan. Itu yang beri jaminan hidup kepada mereka (korban selamat) secara jangka panjang. Sebaiknya memang lahan relokasi tidak terlalu jauh tempat asal mereka tinggal karena di sini sudah lekat dengan budaya dan mata pencaharian mereka. Kalau dipisahkan pasti akan berat," ujar Agus di Posko Orang Hilang, Kamis (3/1/2019).
Sebelumnya, Mensos sempat meninjau lokasi longsor bersama Komandan Resort Militer 061 Suryakancana Kolonel Inf M Hassan. Dalam kesempatan itu, Mensos sekaligus mengecek kesediaan logistik di Posko Kesehatan dan Posko Logistik.
Usai meninjau lokasi, Agus beraudiensi dengan para ahli waris korban longsor. Agus pun memberikan jaminan hidup pada para keluarga yang selamat, antara lain relokasi perumahan dan santunan biaya hidup.
Terkait relokasi perumahan, kata Agus, pemerintah pusat telah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk menyediakan lahan. Lokasi relokasi dipastikan relatif lebih aman dari ancaman bencana dan tidak jauh dari daerah asal para korban.
"Mengenai pembangunan rumah tentu akan dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah pusat. Yang jadi perhatian kami adalah pemindahan tempat tinggal di daerah yang tidak berpotensi ancaman bencana di kemudian hari," tutur Agus.
Santunan
Dalam kesempatan yang sama, Mensos juga memberikan santunan uang sebesar Rp 15 juta kepada 13 ahli waris dari korban longsor yang telah meninggal. Diketahui, hingga kemarin, korban meninggal yang telah teridentifikasi sebanyak 13 orang, sementara 20 orang masih hilang tertimbun material longsor.
"Kami mewakili Presiden hadir di tengah-tengah bapak untuk menyampaikan rasa prihatin atas musibah yang terjadi sekaligus memberikan bantuan kepada ahli waris," kata Agus.
Sementara itu, salah satu ahli waris, Melia (21), mengungkapkan bahwa santunan biaya memang dibutuhkan, tetapi yang utama adalah kepastian jaminan sekolah bagi adiknya.
"Masalah rezeki mungkin bisa dicari. Tetapi, kepikiran juga gimana membiayai sekolah adik ke depan karena orang tua sudah meninggal," kata Melia yang kedua orang tuanya masih hilang tertimbun longsor.