Membuka tahun 2019, The Banker, majalah keuangan internasional milik Financial Times, menobatkan Sri Mulyani Indrawati sebagai Menteri Keuangan terbaik. Sri Mulyani dinilai berhasil mengelola keuangan nasional di tengah turbulensi perekonomian global sepanjang 2018.
Kinerja keuangan yang dinilai positif tercermin dalam realisasi sementara defisit APBN 2018 sebesar sebesar 1,76 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) atau senilai Rp 259,9 triliun. Defisit anggaran 2018 menjadi yang terkecil sejak tahun 2012.
Beberapa catatan positif dalam kinerja APBN 2018, antara lain realisasi pendapatan negara yang melampaui target sebesar 102,5 persen atau Rp 1.942,3 triliun. Terakhir, realisasi pendapatan melebihi target pada 2012. Pertumbuhan penerimaan perpajakan 13,2 persen dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) 30,8 persen.
Realisasi belanja negara mencapai Rp 2.202,2 triliun atau 99,2 persen dari pagu APBN 2018. Kelebihan pembiayaan anggaran Rp 40,5 triliun. Hal tersebut menyebabkan defisit anggaran 1,76 persen PDB, serta keseimbangan primer defisit Rp 1,8 triliun yang juga terendah sejak 2012.
Sri Mulyani dan jajaran Kementerian Keuangan dinilai mewujudkan perubahan dalam sistem perpajakan sehingga mampu meningkatkan pendapatan negara, seperti penyederhanaan proses dan penambahan lokasi pembayaran pajak. Reformasi layanan pajak ini merespons penurunan peringkat Indonesia dalam Global Competitiveness Report 2017, dari peringkat ke-45 (2016) menjadi ke-41 (2017).
Di bidang perpajakan, pemerintah juga memotong tarif Pajak Penghasilan (PPh) untuk perusahaan kecil dan menengah, dan mengenakan pajak bagi perusahaan e-commerce yang beroperasi di luar negeri. Selain itu, Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 0 persen untuk sektor ekspor jasa profesional.
Sri Mulyani dinilai menerbitkan respons kebijakan moderat terkait kejadian bencana alam sepanjang 2018. Strategi pembiayaan risiko dan penjaminan serta asuransi mulai dirumuskan untuk mempercepat proses bantuan dan pemulihan pascabencana.
The Banker juga memberikan penghargaan yang sama pada Menteri Keuangan India Arun Jaitley (2018) dan Menteri Keuangan Argentina Alfonso Prat-Gay (2017).
Pada 2018, Sri Mulyani menyandang dua predikat serupa, yaitu Menteri Terbaik di Dunia di World Government Summit (Februari) dan Menteri Keuangan Terbaik 2018 versi majalah Global Markets (Oktober).
Dalam kesempatan terpisah, Sri Mulyani mengatakan, tantangan Indonesia semakin berat pada 2019 sehingga kewaspadaan mesti ditingkatkan. Ketidakpastian ekonomi global masih berpotensi menekan perekonomian domestik sehingga diperlukan konsolidasi fiskal yang semakin baik. APBN menjadi instrumen untuk menjaga stabilitas dalam negeri.
Ketidakpastian global yang masih menyelimuti 2019 membuat Dana Moneter Internasional (IMF) mengubah proyeksi pertumbuhan ekonomi global dari 3,9 persen menjadi 3,7 persen. Langkah serupa dilakukan Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), dari 3,9 persen menjadi 3,5 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 diperkirakan nyaris sama dengan 2018. Bank Dunia memperkirakan 5,2 persen. Sejumlah ekonom menyebutkan, tanpa inovasi dan realisasi hilirisasi, PDB 2019 hanya tumbuh 5,2 persen. Sementara Pemerintah dan DPR menargetkan 5,3 persen.