JAKARTA, KOMPAS -- Jalur kereta api dari Bogor-Sukabumi, Jawa Barat terganggu karena longsor di tempat titik. Pergerakan kereta penumpang maupun barang semakin terbatas selama perbaikan rute belum selesai. Hingga Kamis (3/1/2019) sore, perbaikan jalur kereta di titik longsor masih berlangsung.
Keempat titik longsor itu berada di kilometer 12+700, 12+200/300, 12+100/200, dan 11+200/300, yang semuanya berada di Desa Cibalung, Cijeruk, Kabupaten Bogor. Longsor di tempat ini terjadi setelah hujan deras melanda kawasan Bogor dan sekitarnya sejak Rabu (2/1/2019) siang.
Cecep Supriatna (30), warga Desa Cibalung, mengatakan, baru menyadari ada longsor ketika dirinya hendak mengambil buah nangka di sekitar area persawahan di seberang rel. "Ketika mau nyeberang, baru sadar ternyata sudah longsor (kilometer 12+200/300). Warga sudah ramai," ujar Cecep di lokasi longsor.
Executive Vice President PT KAI Daop 1 Dadan Rudiansyah, ketika meninjau lokasi, mengatakan, tiga dari empat titik jalur yang longsor telah selesai diperbaiki hingga Kamis sore. Proses perbaikan masih terjadi di kilometer 12+700 yang berjarak sekitar 1 kilometer sebelum Stasiun Maseng dari arah Bogor. "Kami menargetkan selesai (Rabu) malam ini dan langsung diujicobakan. Kalau sesuai rencana, besok kereta kembali beroperasi normal," kata Dadan.
Menurut Dadan, titik longsor di kilometer 12+700 merupakan yang paling parah dari semua titik kerusakan. Di tempat ini, tebing di bawah rel longsor sepanjang 20 meter dengan kedalaman 7 meter. Hal ini dipicu longsoran lain di tebing atas rel yang menyebabkan parit di samping rel tersumbat. Air pun meluap dan merembes ke jalur rel sehingga tebing bawah rel terkikis.
Kondisi serupa juga terjadi di kilometer 12+200/300. Tebing bawah rel terkikis sepanjang 10 meter dengan kedalaman 6 meter. Sementara itu, pada titik 12+100/200 longsoran dari tebing atas rel hanya menutupi parit dengan tebal material 30 centimeter dan panjang area 8 meter. Adapun di kilometer 11+200/300 longsoran tebing di atas rel menutup jalur dengan tebal 40 centimeter dan panjang area 10 centimeter.
Berdasarkan pantauan Kompas di lokasi Kamis sore, sekitar 80 pekerja, termasuk internal KAI Daop 1, masih memperbaiki jalur di kilometer 12+700. Sementara itu, di titik lain sudah selesai diperbaiki. Pekerja dipusatkan di kilometer 12+700.
Sebagian pekerja membantu memadatkan jalur dan tebing bawah rel yang longsor, sebagian lagi membersihkan material longsor di tebing atas rel yang menutupi parit dengan eskavator. Beberapa petugas lain menyebarkan batu balas (kerikil rel) dengan rangkaian kereta.
Senior Manager Humas Daop 1 Jakarta Edy Kuswoyo, yang juga tengah memantau lokasi, mengatakan, longsor tidak sampai merusak rangkaian rel. Kejadian longsor juga tidak menyebabkan kecelakaan pada kereta yang beroperasi pada hari Rabu. "Kebetulan kereta terakhir sudah lewat ke arah Sukabumi sebelum longsor terjadi pada pukul 14.45. Setelah longsor, petugas pemantau rel langsung melapor," kata Edy.
Edy melanjutkan, tanah yang dilewati jalur kereta api Bogor-Sukabumi memang termasuk labil. Setidaknya ada 67 titik rawan di sepanjang jalur, yaitu 44 titik longsor, 7 titik banjir, 16 titik amblas. Di sini memang rawan longsor. Dari Stasiun Paledang ke Stasiun Maseng, menurut Edy, ada 31 titik rawan longsor.
"Petugas penjaga rel kami selalu siaga memantau kondisi rel dan melaporkan jika ada kondisi jalur yang membahayakan. Kita juga punya material siaga juga di tiap stasiun," ujarnya.
Menurut Edy, jalur kereta api Bogor-Sukabumi setiap harinya dilalui enam perjalanan. Kejadian ini menyebabkan pembatalan dan pemotongan relasi kereta api sampai perbaikan selesai. Perjalanan kereta api Pangrango Bogor-Sukabumi yang biasanya bermula dari Stasiun Paledang, haris Kamis dimulai dari Stasiun Cigombong ke Stasiun Sukabumi atau sebaliknya. Penumpang diminta membeli tiket relasi Cigombong-Sukabumi.(YOLA SASTRA)