JAKARTA, KOMPAS — Cuaca yang tidak dapat diprediksi menjadi kendala pencarian korban longsor di Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Rabu (2/1/2019). Pencarian terhenti saat hujan turun untuk menghindari longsor susulan akibat hujan.
Kepala Subbidang Mitigasi Gerakan Tanah Wilayah Barat, Bidang Mitigasi Gerakan Tanah, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Sumaryono mengatakan bahwa tim pencarian dan penyelamatan (SAR) gabungan baru bisa melaksanakan tugas ketika hujan benar-benar berhenti.
”Daerahnya terjal sehingga berisiko terjadi longsor susulan. Cuaca di sini tidak stabil. Hujan turun, berhenti, kemudian turun lagi sehingga pencarian harus menyesuaikan cuaca,” kata Sumaryono yang berada di lokasi bencana.
Ia mengatakan, saat ini tiga alat berat sudah bisa menjangkau lokasi bencana untuk digunakan mencari korban di timbunan tanah longsor. Sebelumnya, alat berat sulit menjangkau lokasi karena keadaan jalan yang terjal, berkerikil, becek, dan berlumpur.
Sampai dengan hari ini pukul 08.00, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mencatat, 15 orang meninggal dunia, 63 jiwa selamat, dan 20 jiwa masih dinyatakan hilang.
Penggunaan lahan
Sumaryono mengatakan, kondisi tanah di sekitar lokasi merupakan tanah yang rentan longsor. Sebab, tanah di lokasi itu merupakan produk dari erupsi Gunung Halimun Salak di masa silam. Tanah tersebut memiliki karakteristik rentan longsor meski tumbuh banyak pohon di sekitarnya.
Berdasarkan pantauan tim PVMBG di lapangan, terdapat kebun dan sawah milik warga di atas lokasi longsor. Sumaryono mengatakan, hal itu diperkirakan sebagai salah satu pendukung terjadinya longsor. Akibatnya, air cepat mengalir ditambah kondisi daerah yang terjal. Berdasarkan data PVMBG di situs resminya, daerah tersebut mempunyai kemiringan lereng lebih dari 30 derajat.
”Berdasarkan keterangan warga dan peninjauan lokasi, tidak jauh dari kebun pernah terjadi longsoran kecil empat tahun lalu. Tanah turun sekitar 2 meter. Memang kondisi tanahnya lemah,” katanya.
Ia mengatakan, saat ini tim PVMBG sedang berkoordinasi dengan BPBD dan pemerintah daerah untuk mencari lokasi baru bagi permukiman warga. Hasil analisis tim PVMBG menunjukkan bahwa di sekitar lokasi longsor belum ada tempat yang layak untuk dijadikan lahan hunian.
”Lokasi yang baru juga perlu dipastikan yang aman dari potensi bencana longsor,” ujar Sumaryono. (SUCIPTO)