PONTIANAK, KOMPAS — Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kalimantan Barat mewaspadai sejumlah potensi bencana, antara lain banjir dan tanah longsor, yang diperkirakan masih mengancam. Untuk itu, kewaspadaan ditingkatkan hingga ke tingkat desa.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Internasional Supadio, Pontianak, Sutikno, Rabu (2/1/2019), memprediksi dalam beberapa hari mendatang ada potensi angin kencang dan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat. Wilayah yang rawan adalah Kabupaten Ketapang, Kayong Utara, Kubu Raya, Sanggau, Landak, Bengkayang, Sekadau, Melawi, Sintang, dan Kota Pontianak.
”Angin kencang berpotensi merusak permukiman yang kualitas bangunannya rendah. Kemudian, pepohonan juga bisa tumbang. Apalagi, pada Minggu (6/1/2019) hingga Senin (7/1/2019), intensitas hujan di Kalbar berpotensi lebat,” kata Sutikno.
Selain itu, berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, ada 13 kabupaten/kota di Kalbar yang memiliki potensi gerakan tanah kategori menengah hingga tinggi. Hal itu berpotensi memicu longsor jika terjadi hujan di atas normal.
Bahkan, beberapa kabupaten memiliki potensi gerakan tanah kategori sedang hingga tinggi, yakni di Kabupaten Bengkayang, Kapuas Hulu, Ketapang, Landak, dan Mempawah. Kemudian, di Kabupaten Sambas dan Sintang.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalbar TTA Nyarong mengatakan, BPBD telah meminta kepada bupati/wali kota untuk segera menetapkan status tanggap darurat bencana banjir, puting beliung, dan tanah longsor. Jika sudah menetapkan status, akan mudah memobilisasi bantuan.
”Saya juga telah menginstruksikan BPBD di kabupaten/kota untuk mengimbau masyarakat agar mewaspadai potensi bencana di daerahnya masing-masing. Hal itu untuk meminimalkan korban jika memang terjadi bencana,” tuturnya.
Kepala BPBD Kabupaten Landak Banda Kolaga mengatakan, pihaknya telah membahas potensi bencana di Landak. Sejumlah langkah sudah disiapkan dan segera dilakukan oleh jajaran BPBD Landak.
BPBD segera menetapkan status tanggap darurat bencana banjir, puting beliung, dan tanah longsor. Selain itu, tim akan ke lapangan untuk berkoordinasi dengan para camat dan kepala desa agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana.
Imbauan kepada masyarakat juga dilakukan. Masyarakat tidak diperkenankan untuk membuat rumah di lokasi-lokasi yang berdasarkan peta bencana merupakan wilayah yang rawan banjir dan longsor. Jika permukiman masih di wilayah rawan longsor, warga diminta untuk pindah demi keselamatan mereka.