JAKARTA, KOMPAS — Tim SAR telah menemukan sembilan korban meninggal pascabencana longsor di Dusun Garehong, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Bencana longsor terjadi pada Senin (31/12/2018) pukul 17.30.
Data sementara hingga Selasa (1/1/2019) siang, di Posko Tanggap Darurat di Desa Sirnaresmi tercatat 32 kepala keluarga (107 jiwa) terdampak longsor. Rinciannya, 9 orang meninggal, 4 orang luka-luka, 61 orang selamat dan ditempatkan di pengungsian, serta 34 orang belum ditemukan.
”Pencarian masih dilakukan secara manual karena alat berat sulit didatangkan di lokasi bencana. Tiga alat berat sudah disiapkan, tetapi masih sulit didatangkan ke lokasi karena akses jalan yang sempit, berbukit, dan medannya berat,” ujar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran pers, Selasa siang.
Tim SAR gabungan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Basarnas, satuan kerja perangkat daerah, sukarelawan, dan masyarakat masih terus melakukan pencarian terhadap 34 korban yang diduga masih tertimbun longsor.
Bantuan terus berdatangan, tetapi terhambat banyaknya warga yang melihat bencana. Perilaku seperti ini selalu terjadi di saat bencana. Masyarakat berdatangan ingin melihat lokasi bencana. Ada juga yang ingin menengok dan membantu kerabat yang terkena bencana.
Kondisi jalan yang sempit menyebabkan bantuan, baik personel SAR, logistik, maupun ambulans, dan sebagainya, terhambat kemacetan. Hal itu juga terjadi saat penanganan bencana seperti tsunami di Pandeglang dan Serang, longsor di Banjarnegera, longsor di Brebes, dan jebolnya Situ Gintung.
Longsor susulan masih terjadi meskipun intensitasnya kecil. Kondisi tanah juga rapuh, terurai, dan berlumpur akibat hujan dan menyebabkan kesulitan tim SAR mencari korban. BPBD Kabupaten Sukabumi, BPBD Provinsi Jawa Barat, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, dan sukarelawan memberikan bantuan logistik dan pelayanan kesehatan.