Berbagai cara dilakukan masyarakat di berbagai daerah di Indonesia untuk menunjukkan empati bagi penyintas Tsunami di Banten dan Lampung. Ada yang langsung terjun ke lokasi bencana sebagai relawan, ada juga yang menggalang donasi. Di Padang, Sumatera Barat, penggalangan donasi dilakukan dengan menyisihkan sebagian dari biaya pendaftaran lomba lari bertajuk “Fun Run 5k for Donation”.
Udara dingin masih membalut Kota Padang ketika Cimi Ilmiawati (38), Siti Farah Yudisa (38), dan Hikmah Handayani (22) tiba di depan gedung Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang (FIK UNP), Minggu (30/12/2018) sekitar pukul 06.00 WIB. Mengenakan baju dan sepatu lari, ketiganya tampak siap untuk mengikuti kegiatan pagi itu.
Selain ketiga pelari dari Padang Trail Runners – salah satu komunitas lari di Kota Padang – itu, belum tampak peserta lain. Di antara remang-remang kawasan kampus FIK UNP pagi itu, hanya panitia yang terlihat sibuk mempersiapkan gerbang start dan finis, serta perlengkapan lainnya.
Selang beberapa menit dan ketika kawasan itu mulai terang, peserta lain baik perempuan maupun laki-laki dengan beragam usia, belasan hingga puluhan berdatangan. Termasuk Ronald Martayessa, anggota Padang Trail Runners lainnya. “Selamat datang untuk para peserta. Silahkan melakukan pemanasan terlebih dahulu,” kata salah seorang panitia melalui pengeras suara.
Tanpa menunggu lama, para peserta termasuk Cimi, Siti, Hikmah, dan anggota Padang Trail Runners lainnya Ronald M, mulai pemanasan dengan stretching atau perenggangan otot terlebih dahulu. Setelah itu, di bawah hangat cahaya matahari dan udara pagi yang segar, mereka berlari kecil beberapa menit, bolak-balik di jalan aspal di kawasan kampus FIK UNP.
Menjelang pukul 07.00 WIB semua peserta yang berjumlah hampir 100 orang diminta berkumpul. Mereka selanjutnya menyanyikan lagu Indonesia raya bersama-sama. Setelah itu, mereka bersiap di garis start. Setelah hitung mundur, seluruh peserta mulai berlari.
Sesuai namanya, jarak lari hanya 5 kilometer. Sebagian rute berada di area kampus UNP dilanjutkan ke Jalan Prof Dr Hamka, sekitar 10 kilometer utara pusat Kota Padang. Cuaca yang cerah, jalan yang belum begitu ramai, dan panitia yang cukup sigap, membuat peserta bisa menyelesaikan lari dengan lancar dalam waktu kurang dari satu jam.
Motivasi donasi
Meski panitia menyediakan piala dan medali, namun sebagian besar pelari mengaku tidak mengejar itu laiknya kegiatan serupa. Bagi mereka, prioritas mereka adalah semangat kegiatan tersebut yakni donasi bagi penyintas Tsunami di Banten dan Lampung.
Seperti diberitakan, bencana Tsunami menerjang Provinsi Banten dan Lampung pada Sabtu (22/12/2018) malam hingga Minggu (23/12/2018) pukul 22.00 WIB. Menurut data posko terpadu penanggulangan bencana Tsunami Selat Sunda hingga Sabtu (29/12) sore, sebanyak 313 orang tewas, 757 orang luka-luka, dan 37.535 warga Banteng mengungsi (Kompas, 30/12).
Oleh karena itu, begitu mengetahui ada kegiatan lari untuk donasi, para pelari baik perseorangan maupun komunitas tidak pikir panjang untuk mendaftar. Biaya pendaftaran untuk kegiatan ini Rp 50.000 per orang.
Saat lomba berlangsung, alih-alih memacu tempo (face) untuk meraih catatan terbaik pribadi (personal best), juara, atau medali, para peserta yang sebenarnya rutin mengikuti berbagai lomba lari baik dalam maupun luar negeri, justru memilih menikmati langkah demi langkah mereka hingga garis finis.
“Kami enggak cari personal best atau medali. Lebih ke motivasi atau semangatnya yakni untuk donasi. Jadi kami sangat menikmati setiap kilometernya. Capek sih, apalagi udara mulai panas. Tetapi yang diingat adalah saya berlari untuk donasi, melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain,” kata Cimi yang punya pengalaman mengikuti lomba lari baik dalam maupun luar negeri. Tahun ini Cimi mengikuti lomba lari di Singapura dan tahun depan berencana ke Malaysia dan Singapura lagi.
Hal serupa juga diungkapkan Machwell Fareira (30) Ketua Karambia Runners, komunitas lari lain di Kota Padang. Menurut Machwell, bersama sembilan rekannya, dia termotivasi untuk ambil bagian karena donasi tersebut. “Selain olahraga, mendapat teman baru, kami juga ikut beramal,” kata Mahcwell.
Tidak hanya peserta yang sudah ikut berbagai lomba lari, peserta yang baru pertama kali ikut juga mengaku menikmati kegiatan untuk donasi tersebut. “Race mungkin perlu banyak perbaikan, tetapi kami maklumi karena masih mahasiswa. Saya tetap menikmatinya sampai selesai. Selain itu, saya senang karena anak-anak muda ini punya empati yang sangat besar pada penyintas bencana. Ini harus terus digiatkan lagi karena sangat positif,” kata Siti.
Ketua Panitia “Fun Run 5k for Donation” Fanji Asep Sasmito (21) mengatakan, selama ini donasi untuk penyintas bencana alam biasanya diserahkan langsung. Tetapi kali ini, mereka mencoba mengkombinasikannya dengan kegiatan lari. Peserta yang mendaftar mencapai sekitar 150 orang.
Menurut Fanji, para peserta berasal dari berbagai wilayah seperti Padang, Sawahlunto, Kota Solok, Bukittinggi. Total biaya pendaftaran yang terkumpul sekitar Rp 6 juta. Rencananya, sebanyak 25 persen dari biaya pendaftaran tersebut yang akan didonasikan untuk penyintas Tsunami di Banten dan Lampung.