Pegiat Musik Yogyakarta Gelar Konser Amal untuk Seventeen
Oleh
Nino Citra Anugrahanto
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS—Para pegiat musik di Yogyakarta bergotong royong menggelar konser amal sebagai bentuk solidaritas bagi grup musik Seventeen yang menjadi korban dalam bencana tsunami di Banten, Jawa Barat. Hasil donasi yang diperoleh dari konser itu akan diberikan kepada keluarga dari personel Seventeen yang meninggal.
Konser amal bertajuk “Untuk Sahabat: Tribute to Seventeen” itu digelar di Titik Nol Km, kawasan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (29/12/2018). Konser itu diinisiasi oleh Jogja Berbakti, berkolaborasi dengan para pegiat music yang terdiri dari musisi, persewaan sound system, hingga event organizer.
“Ide ini tercetus sewaktu kami melayat Bani (M Awal Purbani, pemain bass Seventeen). Kami tercetus ingin menunjukkan kebersamaan bagi keluarga teman-teman yang ditinggalkan, dan manajemen band yang ditinggalkan. Kami ingin menguatkan mereka dengan menunjukkan kebersamaan lewat konser ini,” kata Anang Batas, Koordinator Program dan Humas Jogja Berbakti, di sela-sela acara.
Dalam bencana tsunami yang terjadi di Banten, Jawa Barat, pada Sabtu (22/12/2018), tiga personel Seventeen jatuh menjadi korban meninggal. Mereka adalah M Awal Purbani (pemain bass), Herman Sikumbang (gitaris), dan Windu Andi Darmawan (pemain drum). Hanya Riefan Fajarsyah, vokalis yang akrab disapa Ifan, yang selamat dari bencana itu.
“Respon teman-teman luar biasa. Banyak yang support. Tiba-tiba banyak yang menghubungi dan menyumbangkan semuanya. Ada soundsystem, lighting panggung. Banyak sekali yang merespon untuk membantu acara ini,” kata Anang.
Acara dimulai sekitar pukul 16.00. Rencananya, acara bakal dilangsungkan hingga pukul 22.00. Musisi yang direncanakan tampil dalam konser amal itu, yakni, Jikustik, Jogja Hip Hop Foundation, Jasmine, Drummer Guyub Yogyakarta, Cah Nyanyi Yogyakarta, Shakey, hingga dua eks personel Seventeen, yaitu “Doni” Saputro dan Yudhi Rus Harjanto. Ifan juga direncanakan hadir dalam konser tersebut.
Dadi, gitaris Jikustik, menyampaikan, pihaknya berpartisipasi dalam acara itu karena kedekatannya dengan Seventeen. Jikustik dan Seventeen telah saling mengenal sekitar tahun 2001. “Kami dekat sekali. Sejak masih tampil di cafe,” katanya.
Dadi menambahkan, hal yang paling berkesan dari konser amal itu adalah kesukarelaan dari teman-teman musisi dan pendukung acara lainnya. Semua pemain rela tidak dibayar, bahkan ikut menyumbangkan donasi dalam kegiatan tersebut.
“Kami betul-betul dibantu sepenuhnya oleh teman-teman musisi dan pendukung acara lainnya. Semua pemain sukarela. Nggak Cuma tampil, mereka juga ikut titip-titip menyumbangkan donasi,” kata Dadi.
Anang mengungkapkan, donasi yang dikumpulkan dalam acara itu, untuk sementara ini, akan diserahkan kepada keluarga yang ditinggalkan oleh anggota Seventeen yang menjadi korban. Namun, panitia tidak mempermasalahkannya apabila nanti pihak keluarga menyerahkan donasi itu diberikan kepada korban tsunami Banten secara umum.
“Nanti bergantung pada keluarga. Jika keluarga mau memberikan bantuan itu kepada korban tsunami secara umum, tidak masalah. Saat ini, bantuan kami tujukan untuk keluarga Seventeen yang ditinggalkan,” kata Anang.