21 Anggota Rombongan PLN Masih Dirawat di RS Puri Cinere
Oleh
Neli Triana
·2 menit baca
DEPOK, KOMPAS — Sebanyak 21 korban bencana tsunami Selat Sunda, Sabtu (22/12/2018), masih dirawat di Rumah Sakit Puri Cinere, Depok, Jawa Barat. Semuanya merupakan rombongan pegawai dan keluarga Perusahaan Listrik Negara Unit Induk Transmisi Jawa Bagian Barat yang sebelumnya mengikuti kumpul karyawan di Pantai Tanjung Lesung, Pandeglang, Banten, saat tsunami terjadi.
Kepala Bagian Humas Rumah Sakit Puri Cinere Widya Karmadyanti ketika dihubungi di Depok, Selasa (25/12/2018), mengatakan, 21 korban itu dalam keadaan stabil. ”Lukanya dalam kondisi yang cukup ringan meskipun ada beberapa yang dioperasi karena patah tulang ataupun fraktur karena kena empasan,” katanya.
Menurut Widya, Rumah Sakit Puri Cinere setiap hari menerima korban tsunami sejak Minggu (23/12/2018). Hingga Selasa sore, rumah sakit sudah menerima 53 korban luka-luka. Sebanyak 32 korban sudah pulang dan mengikuti rawat jalan.
”Selain luka fisik, kita juga menangani psikis korban. Tim psikolog rumah sakit memberikan pendampingan untuk menyembuhkan trauma,” ujarnya.
Berdasarkan pantauan di Rumah Sakit Puri Cinere, Selasa sore, tidak banyak aktivitas di sekitar ruang perawatan korban. Posko korban tsunami di rumah sakit sepi, hanya ditempati lima wartawan. Beberapa orang datang dan pergi untuk menjenguk korban.
Sabtu malam, tsunami melanda pesisir Banten dan Lampung. Tsunami dipicu oleh aktivitas vulkanik Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda. Sebanyak 225 anggota rombongan PLN yang tengah mengadakan acara di Pantai Tanjung Lesung turut tersapu tsunami. Sedikitnya 41 orang dari rombongan itu meninggal.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan, lima kabupaten terdampak oleh bencana ini, yaitu Pandeglang dan Serang, Banten; Lampung Selatan, Tanggamus, dan Pesawaran, Lampung. Hingga Selasa siang, 429 orang dilaporkan meninggal, 1.485 orang luka-luka, 154 orang hilang, dan 16.082 orang mengungsi akibat tsunami.
Selain itu, 882 rumah, 73 penginapan, 60 warung, 434 perahu/kapal, 24 kendaraan roda empat, 41 kendaraan roda dua, 1 dermaga, dan 1 shelter dilaporkan rusak. (YOLA SASTRA)