Data Antemortem Tidak Lengkap, Identifikasi Jenazah Terkendala
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA/SATRIO WISANGGENI
·3 menit baca
LAMPUNG SELATAN, KOMPAS — Proses identifikasi jenazah korban tsunami Selat Sunda di Lampung terkendala data antemortem yang kurang lengkap. Dari 20 jenazah pada Senin (24/12/2018), sebanyak 6 jenazah belum dapat diidentifikasi. Agar data antemortem lengkap, warga yang kehilangan anggota keluarganya diminta melapor kepada tim Disaster Victim Identification.
Untuk mengidentifikasi jenazah, tim Disaster Victim Identification (DVI) membutuhkan data antemortem primer dan sekunder. Data antemortem primer terdiri dari sidik jari, deoxyribonucleic acid (DNA), dan susunan gigi. Sementara data antemortem sekunder terdiri atas data pelengkap korban yang meliputi data riwayat kesehatan dan pakaian terakhir yang digunakan korban.
Data antemortem yang terkumpul akan dicocokkan dengan data postmortem. Pada tahap ini dilakukan rekonsiliasi. Nantinya akan muncul hasil apakah jenazah teridentifikasi atau tidak.
Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian Daerah (Polda) Lampung Komisaris Besar Andri Bandarsyah mengatakan, korban tsunami yang meninggal di Lampung hingga pukul 18.00 berjumlah 108 orang. Sebanyak 99 orang telah diidentifikasi.
Korban berasal dari Desa Way Muli Timur sebanyak 58 orang, Desa Way Muli Induk 15 orang, Desa Kalianda 5 orang, Desa Kunjir 7 orang, Desa Merak Belantung 1 orang, korban dari daerah pantai 15 orang, dan 7 orang sisanya belum ada keterangan.
Keberhasilan identifikasi jenazah amat tergantung dari kelengkapan data antemortem yang dimiliki tim DVI. Untuk itu, Andri mengimbau kepada masyarakat yang kehilangan anggota keluarga agar segera melapor ke posko antemortem yang didirikan di Desa Way Muli dan Rumah Sakit Umum Daerah dr Bob Bazar, Lampung Selatan.
”Jenazah yang belum teridentifikasi masih kami rekonsiliasi dengan data antemortem. Jadi, belum ada kecocokan antara pemeriksaan di postmortem dan laporan kehilangan keluarga,” ujar Andri di RSUD Bob Bazar.
Ia menambahkan, sejumlah jenazah yang sudah teridentifikasi telah dikembalikan kepada keluarga masing-masing untuk dikebumikan. Sementara itu, proses identifikasi masih akan terus dilanjutkan.
Kepala Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung Komisaris M Faisal Zulkarnaen menyampaikan, pada Senin sore ada 20 jenazah yang telah diidentifikasi. Kondisi jenazah pada hari ini lebih rusak dibandingkan jenazah yang ditemukan hari sebelumnya. Jenazah yang ditemukan kali ini sudah membusuk dengan luka-luka yang lebih parah.
Oleh sebab itu, tim DVI bekerja sama dengan Indonesian Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) untuk mengidentifikasi jenazah dengan memeriksa sidik jarinya. Ada tiga jenazah yang berhasil diidentifikasi menggunakan data sidik jari.
Penanganan darurat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melanjutkan proses penanganan darurat pascatsunami. Penanganan darurat difokuskan pada evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban, penanganan korban luka-luka, pelayanan pengungsi, serta perbaikan darurat sarana dan prasarana umum.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho melalui siaran pers menyampaikan, listrik di lokasi terdampak bencana di Lampung masih padam. Sebanyak 125 dari 150 gardu belum berfungsi.
”Perbaikan yang dilakukan kemarin tidak optimal karena isu tsunami susulan,” kata Sutopo.