SURABAYA, KOMPAS — Pemulihan Jalan Raya Gubeng, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (21/12/2018), dikebut. Pengurukan lubang yang menganga akibat jalan yang ambles pada 18 Desember lalu itu berlangsung tiada henti. Pekerjaan dilakukan 24 jam per hari.
Dari pantauan, Jumat, sejumlah truk yang mengangkut pasir, batu, dan tanah sudah antre sejak pukul 07.00 untuk memasuki lokasi. Satu truk berisi 23-25 meter kubik material. Hingga pukul 09.30, material sudah sampai di jalan depan Kantor Kompas Biro Surabaya.
Alat-alat berat untuk proyek pemulihan jalan berupa traktor, backhoe, backhoe loader, dan truk crane pun bergerak. Ada yang memasukkan material ke jalan yang ambles, ada yang mendorong material mendekati titik ambles. Pompa air pun disiapkan untuk mengantisipasi hujan yang bisa menghambat proses pengurukan dan pemadatan.
Polisi, polisi pamong praja, dan petugas Perlindungan Masyarakat berjaga di sekitar pertemuan Jalan Sulawesi dan Jalan Bawean, Jalan Jawa, Jalan Bali, dan Jalan Karimunjawa karena akses Jalan Raya Gubeng ditutup.
Jalan Raya Gubeng ambles sepanjang 100 meter dengan lebar 25 meter dan kedalaman 20 meter. Hal itu diduga akibat kesalahan teknis proyek pembangunan ruang bawah tanahsebuah gedungdi lokasi tersebut.
Sebelumnya, Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini meminta proyek pembangunan ruang bawah tanah tersebut dihentikan dulu untuk mencegah kerusakan dan dampak lebih parah. Kini, upaya difokuskan pada penanganan kerusakan dan pemulihan Jalan Raya Gubeng, termasuk saluran air dan jaringan listrik.
Risma meminta penanganan Jalan Raya Gubeng bisa diselesaikan dalam waktu seminggu. Pekerjaan dilakukan 24 jam penuh per hari. Hal itu untuk mengurangi kerugian ekonomi usaha masyarakat yang terdampak pengalihan arus akibat penutupan Jalan Raya Gubeng. Percepatan itu juga untuk memperlancar mobilitas warga di pusat kota terbesar kedua di Indonesia itu.
Pemerintah Kota Surabaya mengerahkan 62 alat berat dan 100 turap baja. Kebutuhan material untuk menutup lubang ambles itu setara dengan 1.800 truk. Jika sehari dikerahkan 200 truk, dibutuhkan waktu pengerjaan sekitar sembilan hari. Agar sebelum Natal bisa tuntas, setidaknya setiap hari perlu dikerahkan 400-500 truk pengangkut material.
Sementara itu, tim penyidik kepolisian telah memeriksa 35 saksi, sebanyak 29 orang di antaranya merupakan pegawai PT Nusantara Konstruksi Enjiniring (NKE). PT NKE merupakan kontraktor proyek ruang bawah tanah tiga lantai serta sarana ritel dan kesehatan 26 lantai di lokasi itu.
Menurut Kepala Polda Jatim Inspektur Jenderal Luki Hermawan, ada unsur kesalahan teknis dalam proyek itu. Polisi pun menyita barang bukti berupa cincin pengunci bantalan baja di dinding. Dinding penahan tidak kuat dan runtuh karena ada bagian yang lepas dan patah pada ring.
Anggota Tim Ahli Pusat Teknologi Resiko Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Nur Hidayat menyebutkan, secara teori, lokasi tanah ambles itu bukan di jalur patahan atau sesar Surabaya dan Waru. Hal itu membuat kecil kemungkinan kejadian tersebut disebabkan oleh fenomena alam.