PARAPAT, KOMPAS - Banjir dan longsor terus mengintai warga. Kali ini, banjir bandang menghanyutkan tujuh warga Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Banjir di Aceh Besar mengisolasi warga dua desa.
Tujuh orang hilang terbawa arus banjir bandang di Desa Bongkaras dan Longkotan, Kecamatan Silima Pungga-Pungga, Kabupaten Dairi, Selasa (18/12/2018) petang. Hingga Rabu malam, tim SAR gabungan belum menemukan korban hilang.
”Pencarian hari pertama kami tutup pukul 18.00 dan akan dilanjutkan Kamis pagi,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Dairi Bahagia Ginting, Rabu, dikontak dari Parapat.
Banjir bandang terjadi di Sungai Aek Bongkaras saat sebagian besar warga masih di ladang. Air dengan volume besar serta berarus deras tiba-tiba muncul dari sungai dan menghanyutkan tujuh peladang, yakni Jaluddin Boang Manalu (83), Kino Tumanggor(45), Elfrida Sinaga (45), Walbiner Simarmata (38), Lina Padang, Nadia Hasugian (3), dan Basirun Sitorus (35).
Banjir bandang itu juga membawa serta material batu, lumpur, dan batang pohon. Dengan demikian, selain merusak 100 hektar ladang dan sawah, banjir bandang juga merusak 2 rumah, 1 pabrik tahu, saluran irigasi, pipa air minum, sebuah jembatan, dan menghanyutkan sejumlah ternak.
Menurut Ginting, jalan utama menuju desa yang berbatasan dengan kawasan hutan Aceh itu sempat tertimbun material longsor. Petugas harus berjalan sejauh 3 kilometer menuju kawasan yang diterjang banjir bandang. Jalan desa itu baru dapat dilalui setelah ekskavator dikerahkan pada Rabu pagi.
Sementara jalan raya penghubung Pematang Siantar-Parapat, Sumatera Utara, sudah dapat dilalui meski baru dapat digunakan satu lajur jalan dengan sistem buka tutup sejak Rabu pagi. Jalan penghubung Kota Medan dengan kawasan Danau Toba itu sempat putus total karena tertimbun longsor pada Selasa sore.
”Satu lajur lagi kami perkirakan bisa dilalui pada Rabu malam karena truk yang sebelumnya terbalik dan tertimbun longsor di jembatan baru bisa dievakuasi sekitar pukul 17.00,” kata Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Simalungun Ajun Komisaris Hendri Barus.
Jalan Pematang Siantar-Parapat sempat terputus total karena material longsor setinggi 0,5 meter sampai 1 meter menimbun jembatan dan badan jalan sepanjang lebih kurang 100 meter di Desa Sibaganding, Kecamatan Girsang Sipangan Bolon, Kabupaten Simalungun, (Kompas 19/12).
Dua desa terisolasi
Di Aceh Besar, Aceh, jembatan gantung penghubung antardesa di Kecamatan Kuta Cot Glie putus diterjang banjir, Rabu kemarin pukul 01.00. Warga berharap jembatan dapat diperbaiki.
Sesuai pantauan Kompas, jembatan gantung sepanjang sekitar 100 meter itu jatuh ke sungai. Papan lantai sebagian terlepas. Tanggul penahan pilar di kedua sisi ambles ke sungai. Meski demikian, sejumlah warga nekat meniti jembatan tersebut untuk menyeberang.
Kedua desa yang kini terisolasi, yakni Desa Siron Blang dan Siron Krueng, berpenduduk sekitar 200 jiwa. Tanpa jembatan, warga yang juga petani tidak bisa membawa hasil panen ke pasar induk.
Munawar (35), warga Desa Siron Blang, mengatakan, aktivitas warga terganggu akibat putusnya jembatan. Warga tak bisa belanja kebutuhan logistik ke pasar. ”Kasihan anak-anak kami harus libur sekolah. Kalau tidak ditangani, mereka bakal tertinggal pelajaran,” kata Munawar. (NSA/AIN)