Rekayasa Atasi Kemacetan
BANGKALAN, KOMPAS - Tol Trans-Jawa akan memperlancar arus kendaraan saat libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Meski begitu, rekayasa lalu lintas tetap disiapkan.
Jalan Tol Trans-Jawa dari Jakarta-Surabaya akhirnya tersambung dan bisa digunakan pada liburan Natal 2018 dan Tahun Baru 2019. Hari ini, Kamis (20/12/2018), Presiden Joko Widodo meresmikan tujuh ruas tol sembari menjajal jalur Surabaya-Semarang.
”Jalan Tol Surabaya-Jakarta sudah sambung mulai Kamis. Tujuh ruas akan dibuka,” kata Presiden Jokowi di Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, Rabu.
Tiga ruas tol di Jawa Tengah yang akan diresmikan itu adalah ruas Pemalang-Batang, Batang-Semarang, dan Salatiga-Kartasura. Total panjang tiga ruas tol itu adalah 142 kilometer. Adapun empat ruas tol di Jawa Timur yang akan diresmikan itu adalah Wilangan- Kertosono, Kertosono-Bandar, Porong-Gempol, dan Pasuruan- Grati. Empat ruas tol itu memiliki panjang total 59 km.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menambahkan, tujuh ruas Tol Trans-Jawa itu bisa dilalui masyarakat saat libur Natal dan Tahun Baru secara gratis.
Tersambungnya tol itu akan menarik antusiasme masyarakat. PT Jasa Marga (Persero) mencatat, puncak arus kendaraan pada libur Natal diperkirakan terjadi pada 22 Desember 2018.
Pada masa puncak itu, jumlah kendaraan di Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama yang mengarah ke Cikampek diprediksi 85.000 kendaraan. Angka ini meningkat 33 persen dari lalu lintas normal.
Sementara puncak arus balik Natal 2018 diperkirakan terjadi pada 25 Desember 2018. Jumlah kendaraan di GT Cikarang Utama yang mengarah ke Jakarta diprediksi 92.000 kendaraan. Angka ini lebih besar 62,7 persen dari kondisi normal.
Antisipasi kemacetan
Kendati arus mudik diperkirakan lebih lancar, potensi kemacetan tetap terjadi. Sejumlah strategi dan rekayasa lalu lintas disiapkan untuk mengurai kepadatan, antara lain pembatasan kendaraan barang, pemberlakuan lawan arus kendaraan sistem satu arah, dan penghentian sementara proyek infrastruktur.
Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia Jenderal (Pol) Tito Karnavian mengatakan, ada beberapa ruas yang berpotensi padat dan macet. Ruas itu mulai dari Tol Cikampek, Cipali, ruas Tol Semarang-Batang, dan ruas Tol Salatiga-Kartasura. Ada juga persoalan di area peristirahatan dan kendaraan yang diparkir di pinggir jalan tol akan memicu kepadatan serta kemacetan.
”Jika situasi padat sekali, akan diberlakukan satu jalur dan lawan arus. Akan dilakukan pula rekayasa lalu lintas di luar jalan tol untuk mengatasi kemacetan,” kata Tito.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, pembatasan angkutan barang dengan sumbu tiga atau lebih di sejumlah ruas tol dan jalan nasional akan diberlakukan.
Di ruas Tol Jakarta-Cikampek pada 21-22 Desember 2018, kendaraan barang dilarang melintas ke arah Cikampek, sedangkan kendaraan barang yang menuju Jakarta diperbolehkan. Baru pada 25 Desember 2018, kendaraan barang tidak boleh melintas ke arah Jakarta.
Ini juga berlaku di ruas Tol Cikampek menuju Bandung, Merak, dan Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR). Selain di tol, kebijakan ini juga berlaku di jalan nasional, yakni dari Medan sampai Berastagi.
Pembatasan ini juga diberlakukan setelah Natal, yakni 28 Desember 2018 hingga 1 Januari 2019,” kata Budi. Budi mengimbau pemudik tidak perlu memaksakan diri melalui tol jika situasi kemacetan sudah parah.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pengerjaan konstruksi proyek tol layang Jakarta-Cikampek, kereta api cepat Jakarta-Bandung, dan kereta ringan (LRT) Jabodebek di Tol Jakarta-Cikampek akan dihentikan sementara menjelang Natal sampai Tahun Baru. Penghentian itu pada 21-22 Desember dan 25 Desember 2018-1 Januari 2019.
Peneliti Institut Studi Transportasi, Deddy Herlambang, menyebutkan, penyebab kemacetan di Tol Jakarta-Cikampek adalah pembangunan tol layang Jakarta-Cikampek. Ia menyarankan penghentian pengerjaan konstruksi sebaiknya dilakukan mulai 21-26 Desember dan 31 Desember sampai 1 Januari.
Berdasarkan pantauan Kompas, kemacetan masih terjadi di jalur Tol Jakarta-Cikampek pada Rabu. Penyebabnya adalah penyempitan ruas jalan akibat pengerjaan proyek dan tingginya volume kendaraan, terutama truk.
Kendaraan mulai melambat di Km 8 arah Cikampek, Rabu siang. Kemacetan paling parah ada di pertemuan jalur tol lingkar luar dan Tol Jakarta-Cikampek di Km 8-10. Laju kendaraan maksimal di tengah kemacetan 20 km per jam.
Kemacetan mulai terurai di Km 13, tetapi kemacetan terjadi lagi hingga di sekitar Km 47 yang merupakan ujung jalan layang tol.(INA/HRS/ONG/MHF/E17/E10/ARN/E07/E20)