Berbagai Kebaikan dalam Buku "The Art of Giving Back"
Oleh
Ester Lince Napitupulu
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Berbagi kebaikan kepada sesama akan membawa dampak perubahan hidup umat manusia. Karena itu, dorongan untuk berbagi kebaikan dalam bentuk apapun harus terus disuarakan agar muncul dalam keseharian hidup.
Dorongan untuk berbagi kebaikan yang membuat Indonesia dan dunia yang lebih baik mencuat di acara peluncuran buku berjudul The Art of Giving Back, Seni Berbagi Kebaikan karya Nila Tanzil di Jakarta, Rabu (19/12/2018). Buku ini diangkat dari pengalaman perjalanan Nila Tanzil di berbagai negara yang mengajarkan berbagai nilai kebaikan.
"Kesempatan travelling ke banyak daerah di Indonesia dan negara lain memberikan pengalaman yang menginspirasi saya dan membuat saya memahamai the art of giving atau seni berbagi. Semoga ini bisa menginspirasi, khususnya generasi milenial yang juga suka travelling, supaya bisa melakukan lebih dari sekadar jalan-jalan," ujar Nila.
Nila terinspirasi untuk travelling keliling dunia karena gemar membaca buku. Kesenangannya traveling solo dan berinteraksi dengan penduduk lokal, membawanya pada panggilan hidup untuk berbagi pada sesama.
Nila yang gemat menyelam dan sering berkunjung ke beberapa daerah di kawasan Indonesia Timur ini, menemukan kondisi anak-anak di pelosok yang minim mendapatkan akses pada buku bacaan yang menarik. Akhirnya, dia pun menggagas pendirian TB Pelangi dengan mendirikan perpustakaan sekolah ramah anak. Sejak tahun 2009, sebanyak 108 perpustakaan ramah anak didirikan di 18 pulau di Indonesia Timur.
"Saya berharap melalui buku ini bisa menginspirasi pembaca untuk saling berbagi, dalam bentuk apapun. Jika kita ingin membuat Indonesia leboh baik, kita membutuhkan semua orang untuk terlibat membantu, memperbaiki kondisi, dan memecahkan tantangan-tantangan yang dihadapi oleh berbagai lapisan masyarakat," ujar Nila.
Salah satu ajakan berbagi dan berbuat biak yang didorong Nila yakni dengan berbagi buku. Nila menerbitkan buku Lembar-lembar Pelangi (2016) dan The Art of Giving Back (2018) dengan tujuan untuk menambah lebih banyak orang yang mau membantu tersedianya buku yang disalurkan Taman Bacaan Pelangi bagi anak-anak di kawasan Indonesia Timur.
Untuk tiap pembelian satu buku The Art of Giving Back, penerbit Bentang Pustaka memberikan satu buku cerita untuk anak-anak di kawasan Indonesia Timur melalui TB Pelangi. Kampanye telah dilakukan selama masa pre-order di bulan November 2018 dan akan dimulai lagi pada awal 2019.
Co-founder Sokola Institute Butet Manurung yang juga hadir pada itu mengatakan, berbagi kebaikan sudah hadir di masyarakat Indonesia sejak zaman dulu. Butet yang menggagas Sokola Rimba yakni pendidikan bagi Suku Anak Dalam atau Orang Rimba, mengatakan di komunitas ini berbagi hal yang sudah otomatis dilakukan.
"Mereka yang hidup dari berburu, ketika dapat buruan, pasti akan berbagi dengan yang lain. Nanti, yang lain juga begitu jika dapat buruan," ujar Butet.
Menurut Butet, mereka yang suka traveling atau berpetualang punya kesempatan untuk bisa berbagi sesuai yang disukai atau dimiliki. Butet yang memang suka berpetualang menemukan dirinya suka mengajar. "Tapi pendidikan yang kami berikan untuk membuat mereka mampu mempertahankan kehidupan yang mereka miliki," ujar Butet.
Menurut Butet, berbagi pada sesama jangan dilihat sebagai pengorbanan. "Juga jangan menganggap diri kita sebagi hero atau pahlawan. Ketika kita berbagi, artinya kita pun sedang menerima untuk belajar," ujar Butet.
Menurut Butet, buku The Art of Giving Back yang mengangkat seni berbagi yang bisa juga terinspirasi dari travelling, bisa menginspirasi. Apalagi, generasi milenial saat ini suka traveling. Buku ini memberi inspirasi traveling yang bermakna dengan berbagi kebaikan.
Nila mengatakan dirinya juga mendirikan Travel Sparks, biro perjalanan wisata yang dikemas dengan kesukarelawanan atau volunterism. Banyak turis dari Eropa yang bergabung, yakni mengunjungi kawasan wisata di Indonesia Timur, lalu menyempatlan waktu untuk mendampingi atau mengajar anak-anak di perpustakaan TB Pelangi.